Kuasa Hukum Sayangkan Prosedur Penetapan Tersangka Bharada E dalam Kasus Tewasnya Brigadir J
Andreas Nahot Silitonga, kuasa hukum Bharada Richard Eliezer atau Bharada E buka suara soal penetapan tersangka kliennya dalam kasus Brigadir J.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Andreas Nahot Silitonga, kuasa hukum Bharada Richard Eliezer atau Bharada E buka suara soal penetapan tersangka kliennya.
Andreas menyebut, pihaknya menyayangkan prosedur penetapan tersangka yang dilakukan tim khusus Polri terhadap Bharada E terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
"Nah yang sangat kami sayangkan memang prosedurnya, saya sudah dari awal menyatakan bahwa sebenarnya klien kami dan kami juga sebagai tim kuasa hukum InsyaAllah kooperatif dengan proses yang ada dan menyampaikan apa adanya," kata Andreas saat ditemui awak media di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (4/8/2022).
Adapun proses penetapan tersangka yang dipermasalahkan pihaknya kata dia yakni soal waktu pemeriksaan.
Dalam penjelasannya, Bharada E sudah ditetapkan tersangka sebelum pemeriksaan sebagai saksi rampung dilakukan.
Baca juga: Bharada E Jadi Tersangka, Komnas HAM Pastikan Pemeriksaan Terkait Uji Balistik Tetap Berjalan
Sebagaimana diketahui, Bharada E ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (3/8/2022) sekitar pukul 22.00 WIB oleh Bareskrim Polri.
"Ternyata sebagaimana yang kemarin mendampingi langsung itu pemeriksaan klien kami sebagai saksi baru selesai di tanggal 4 tepatnya jam 1 lewat 2 menit," kata Andreas.
"Jadi kami pertanyakan bagaimana seseorang yang belum selesai diperiksa sebagai saksi, tapi tersangka," lanjut dia.
Baca juga: Bharada E Jadi Tersangka, Komnas HAM Pastikan Pemeriksaan Terkait Uji Balistik Tetap Berjalan
Karenanya dia menyatakan kalau gelar perkara yang dilakukan pihak kepolisian untuk menetapkan Bharada E sebagai tersangka itu tidak didasarkan pada Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kliennya.
Sebab kata dia, Bharada E baru menandatangani BAP tersebut setelah pemeriksaan selesai dilakukan yakni sekitar pukul 01.00 WIB Kamis (4/8/2022) dini hari.
"Karena seharusnya selesai dulu berita acara itu ditandatangani, baru kemudian memiliki kekuatan hukum untuk kemudian dipertimbangkan di dalam gelar perkara," ujar Andreas.
Sekadar informasi, tim khusus (timsus) bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya menetapkan Bharada E menjadi tersangka kasus penembakan Brigadir J.
Dia ditetapkan tersangka seusai penyidik melakukan gelar perkara.