Politikus PDIP Setuju Masa Jabatan Jokowi Ditambah, PAN: Sudah Usang, Tahapan Pemilu Sudah Berjalan
Effendi Simbolon, menyetujui jika masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditambah tiga tahun lagi.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon, menyetujui jika masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditambah tiga tahun lagi.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi mengatakan pernyataan Effendi tersebut sudah usang.
"Pendapat (tambah masa jabatan) itu sudah usang," kata Viva kepada Tribunnews.com, Senin (8/8/2022).
Sebab menurutnya, Jokowi sendiri telah menolak terkait usulan penambahan masa jabatan presiden.
Di sisi lain, kata Viva, tahapan pemilihan umum (Pemilu) 2024 sudah berjalan.
"Pak Presiden Jokowi sudah menjawab berulang-ulang bahwa beliau tidak mau dan tidak bersedia. Sudah clear, apalagi sekarang pentahapan Pemilu 2024 sudah berjalan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon, menyetujui jika masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditambah tiga tahun lagi.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi Total Politik bertajuk 'Gelar Musra, Jokowi Pilih Siapa?' di Jakarta Selatan, Minggu (7/8/2022).
Baca juga: Politikus PDIP: Ide Masa Jabatan Presiden Tiga Periode Itu Mengangkangi Demokrasi
Awalnya, anggota Komisi I DPR RI itu berbicara mengenai program-program yang dicanangkan Presiden Jokowi untuk masyarakat Indonesia.
Menurutnya, apa yang menjadi program dan kebijakan yang dibuat Jokowi merupakan pengejawantahan dari ideologi Soekarnoisme.
"Idealisme itu terbangun dari idelogi yang kuat. Jadi kita enggak bermain-main di politik praktis yang hanya menjual ekonomi yang sifatnya pendekatan pengalaman dari ribuan subetnik," kata Effendi.
Namun, Effendi berharap, pemerintahan Presiden Jokowi menuntaskan sejumlah program yang memang menjadi prioritas sejak awal kepemimpinan mantan Wali Kota Solo itu.
Bahkan, bila perlu dia menyetujui kepemimpinan Jokowi ditambah tiga tahun lagi.
"Kami-kami yang die hard-nya merah PDIP perjuangan ini merasakan itu. Jangan dikecewakan, di sisa waktu ini masih ada waktu. Selesaikan nawacita, selesaikan trisakti, selesaikan poros maritim, ke mana? Sehingga orang, revolusi mental itu benar-benar semua. Ini enggak ada," ucapnya.
"Sebenarnya masih melihat nilai positifnya Pak Jokowi beliau, berani membubarkan ini membubarkan ini, itu salut saya kepada beliau. Oleh karenanya mari dorong beliau untuk tegak, bahkan kalau saya pribadi tambah tiga tahun pun saya masih setuju demi ya benar jangan main-main," imbuhnya.
Saat disinggung mengenai dasar hukum menambah masa presiden tiga tahun, Effendi menyebut hal itu bisa diwujudkan melalui jalan merubah atau amandemen konstitusi.
Asalkan, kata dia, semua pemangku kepentingan, setuju untuk mengamandemen UUD.
"Itu dia legal sepanjang dia berkomitmen merubah UUD-nya, kenapa? Soekarno juga lebih dari dua periode, Soeharto juga lebih dari dua periode, kalau kurang dari satu periode lima tahun boleh perpanjangan juga menurut saya bukan hal yang dilarang," katanya.
"Sepanjang kita sembilan fraksi masuk serumah bersama DPD kita satu ruangan di sidang umum, kita ubah. Asalkan jujur ya, jangan karena ini pandemi, karena ini. Enggak. Ya terus terang, Pak Jokowi punya komitmen, demi tegaknya bangsa ini, kalau tegaknya demi ini demi itu ya Tuhan pasti denger lah," pungkasnya.