RS Soedarso Pontianak Cukup Modern, Jokowi Ingatkan Warga Kalbar Tak Perlu Berobat ke Kuching
Jokowi mengatakan RS Soedarso yang baru diresmikan ini sudah cukup modern, dia berharap warga Kalimantan Barat tak perlu lagi berobat ke luar negeri.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sedih apabila mendengar ada warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan Tower A dan B RS Soedarso di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa, (9/8).
“Saya itu paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit kemudian perginya ke luar negeri. Ke Malaysia, ke Singapura, ada yang ke Jepang , ada yang ke Amerika, dan khusus untuk Kalimantan Barat saya mendengar banyak sekali yang ke Kuching;” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengatakan Capital outflow dari berobat ke luar negeri yang dilakukan warga negara Indonesia mencapai Rp110 triliun setiap tahunnya.
Oleh karena itu Presiden Jokowi mengaku langsung menyambut begitu pemerintah provinsi Kalbar meminta bantuan ke pemerintah pusat dalam pembangunan RS Soedarso dalam penyediaan alat alat kesehatan.
“Saya jawab saat itu juga, bangun alkesnya saya siapin. Habis Rp205 miliar, Alkes nya juga kurang lebih 200an miliar. Ini yang namanya gotong royong untuk menyelesaikan tadi uang yang harus keluar karena tidak siapnya Rumah Sakit kita,” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Jokowi Mengaku Sedih Masih Saja Ada Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri
Presiden mengatakan RS Soedarso yang baru diresmikan ini sudah cukup modern.
RS terdiri dari 277 tempat tidur, ruang operasi, ICU, dan lainnya.
“Jadi saya ingatkan gak usahlah kita keluar. Di sini sudah siap dan cukup untuk menangani kasus-kasus yang ada,” ujarnya.
Selain meresmikan tower di RS Soedarso Eks Gubernur DKI Jakarta tersebut juga meresmikan pembangunan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak yang terletak di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.
Kehadiran Terminal Kijing tersebut akan mendongkrak daya saing Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi tersebut memiliki banyak potensi besar antara lain berupa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), alumina, bauksit, dan komoditas lainnya.
"Terminal pelabuhan yang dibangun ini memang betul-betul sudah dicek feasibility study-nya dan kebutuhan baik untuk kontainer maupun yang nonpeti kemas atau yang curah, curah cair. Saya kira semuanya memiliki potensi yang besar di Provinsi Kalimantan Barat, baik yang berkaitan dengan crude palm oil, alumina, bauksit, banyak, banyak," ujar Presiden.
Selain itu, kehadiran Pelabuhan Pontianak juga diyakini akan mendukung upaya hilirisasi dan industrialisasi yang gencar dilakukan pemerintah.
Presiden meyakini bahwa dengan adanya hilirisasi dan industrialisasi, maka pemerintah akan mendapatkan nilai tambah yang berlipat, baik berupa pendapatan negara hingga terbukanya lapangan pekerjaan.
"Larinya ke industrialisasi karena di situlah kita akan mendapatkan nilai tambah, baik itu urusan income untuk negara, pajak perusahaan, pajak karyawan, pajak dari badan, ada bea keluar, PNBP, kemudian yang paling penting kalau industrialisasi, hilirisasi, membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya untuk rakyat," jelasnya.
Pelabuhan tersebut juga hadir untuk bisa mendongkrak kecepatan, konektivitas, dan efisiensi pengiriman logistik yang menjadi salah satu faktor penentu tingkat daya saing Indonesia di pasar global.
Presiden juga tidak menutup kemungkinan jika di kemudian hari ada investor luar negeri yang tertarik untuk berinvestasi di pelabuhan tersebut.
"Ya kalau melihat potensinya besar, ada investasi yang ingin masuk kan enggak apa-apa, akan baik. Nanti ada capital inflow yang masuk yang akan memperkuat ekonomi kita karena memang Kalimantan Barat memiliki potensi besar, utamanya untuk crude palm oil, untuk bauksit, alumina, dan produk-produk perkebunan lainnya," tuturnya.
Di area sekitar pelabuhan pun, Presiden mengatakan masih bisa dikembangkan untuk berbagai industri yang ingin berdekatan dengan pelabuhan.
Dengan demikian, maka biaya transport dari pabrik atau industri ke pelabuhan bisa menjadi sangat efisien.
"Sektor apa yang pengusaha melihat itu efisien dan untung pasti akan masuk (berinvestasi). Kita enggak bisa menentukan, saya menentukan A, enggak bisa, tapi yang jelas fasilitas ini akan memperkuat daya saing produksi dari produk-produk di Kalimantan Barat," kata Jokowi.(Tribun Network/fik/wly)