Profil Denny Siregar, Seorang Penulis Sekaligus Pegiat Media Sosial
Berikut profil pegiat media sosial sekaligus produser film Sayap-Sayap Patah Denny Siregar.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil penulis sekaligus pegiat media sosial Denny Siregar.
Denny Siregar dikenal sebagai sosok penulis yang kritis.
Ia kerap memberikan komentar dan kritik melalui akun Twitter@Dennysiregar7
Denny Siregar kini tengah menjalankan project film terbarunya yang berjudul 'Sayap Sayap Patah'.
Dalam film yang dibintangi Ariel Tatum dan Nicholas Saputra tersebut Denny Siregar sebagai seorang produser eksekutif.
Dikutip dari Tribunnewswiki.com, Denny lahir pada 3 Oktober 1973 di Medan, Sumatera Utara.
Baca juga: Ade Armando Trending Twitter, Denny Siregar Singgung Kadrun, Guntur Romli Sebut Video Petunjuk
Pria berusia 49 tahun itu juga diketahui pernah menjadi seorang jurnalis.
Sebagai seorang penulis, dirinya pun merilis sejumlah karyannya dalam bentuk buku.
Pada 2010, Denny Siregar mulai banyak mengunggah karya tulisan di media sosialnya.
Di Facebook, Denny juga aktif mengikuti perdebatan terkait masalah agama dan mazhab.
Salah satu karya Denny terkait agama yakni berjudul Surat Cinta untuk ISIS.
Tulisan tersebut dibuat pascaperistiwa bom di Jakarta.
Kemudian pada 2016, Denny Siregar merilis sebuah buku berjudul Tuhan dalam Secangkir Kopi.
Buku yang terdiri atas 148 halaman tersebut merupakan kumpulan tulisan-tulisan Denny Siregar di media sosial.
Tak hanya itu, buku yang berjudul Bukan Manusia Angka serta Semua Melawan Ahok juga menjadi karya Denny Siregar.
Memiliki latar belakang di bidang penulisan, Denny Siregar juga mengembangkan Start up yang berfokus pada platform self-publishing, bernama Baboo.
Dalam platform tersbut, penulis bisa menerbitkan tulisannya sendiri dan menjualnya melalui situs web Baboo.id.
Kontroversi Denny Siregar
Dikenal sebagai pegiat media sosial yang kritis, sejumlah tulisan Denny Siregar pun kerap menimbulkan kontroversi.
Denny Siregar pernah mendapatkan surat terbuka dari seorang buruh pabrik di Gresik bernama Ruston Efendi.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh tulisan Denny Siregar terkait aksi buruh FSPMI yang di dalamnya ada Garda metal yang salah satunya menuntut dihapuskannya kebijakan tax amnesty.
Tulisan dimaksud adalah menyamakan Garda Metal dengan pasukan nasi bungkus.
Diwartakan Tribunnews sebelumnya, pada tahun 2020 Denny Siregar juga dilaporkan terkait dugaan ujaran kebencian.
Denny Siregar dipolisikan karena sebuah unggahan di akunnya di media sosial.
Unggahan tersebut menampilkan foto santri cilik dari sebuah pondok pesantren di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ia dilaporkan akibat postingan foto-foto santri anak yang mengibar bendera tauhid dengan narasi 'Untuk adik-adikku calon teroris'.
Hingga kini, kasus tersebut pun masih belum rampung.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Fandi Permana) (Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)