Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo tiba di gedung MPR/DPR RI untuk menyampaikan pidato pengantar/keterangan pemerintah atas RUU tentang APBN tahun anggaran 2023.

Dalam pidato di Sidang Tahunan MPR, Jokowi memakai pakaian adat, tetapi kini Jokowi berganti gaya dengan mengenakan setelan jas.

Tiba di Gedung Kura-kura sekira pukul 13.30 WIB, Jokowi disambut Ketua DPR Puan Maharani dan para pimpinan DPR lainnya, yakni Sufmi Dasco Ahmad, Rachmat Gobel, Lodewijk Paulus, hingga Muhaimin Iskandar.

Jokowi juga disambut Wapres Ma'ruf Amin, yang tiba lebih dulu di lokasi. Marching band di lobi utama Gedung Nusantara juga mengiringi kedatangan Jokowi.

Tampak Jokowi berbicara sebentar dengan para tokoh yang menyambut setelah itu langsung masuk ke ruangan sidang.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baju adat Paksian dari Bangka Belitung dalam Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di gedung Nusantara Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (16/8/2022).

Baju adat tersebut bernuansa hijau dengan tutup kepala berwarna kuning emas. Baju ini terdiri dari jubah panjang sebatas betis, celana panjang, selempang dan kain tenun cual khas Bangka.

Sedangkan untuk penutup kepala dipakaikan sungkon. Pada baju terdapat ornamen hiasan bermotif Pucuk Rebung.

Baca juga: Presiden Jokowi: Kita Harus Selalu “Eling lan Waspodo”

Pakaian adat tersebut hasil modifikasi. Sebenarnya warna asli baju adat Ini berwarna merah, namun selaras dengan perkembangan zaman, warna baju menyesuaikan selera pemakainya.

Presiden Jokowi mengatakan busana yang dikenakan adalah baju adat Paksian asal Provinsi Bangka Belitung.

“Baju yang saya kenakan ini adalah baju adat Paksian asal Bangka Belitung,” kata Presiden dalam pidato Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (16/8/2022).

Motif pakaian adat tersebut yakni pucuk Rebung. Presiden mengatakan pakaian adat motif tersebut melambangkan kerukunan.

“Warna hijau dipilih karena mengandung filosofi kesejukan, harapan dan pertumbuhan,” pungkas Presiden.