Peristiwa Penting setelah Kemerdekaan Indonesia, Penjajah Masih Ingin Menguasai
Indonesia masih harus terung berjuang setelah Kemerdekaan Indonesia, para penajajah masih ingin menguasai Indonesia
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berikut peristiwa penting setelah Kemerdekaan Indonesia.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, ada peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.
Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, ternyata itu bukan menjadi akhir perjuangan Indonesia.
Para pahlawan masih terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia karena banyak pihak asing yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia pada saat itu.
Selain itu, keberadaan tentara penjajah yang tersisa membuat mereka ingin kembali berkuasa di Indonesia, hal itu dapat dibuktikan pasca berakhirnya Perang Dunia II.
Kala itu, Belanda, yang beraliansi dengan Sekutu berusaha untuk merebut kembali kekuasaan Indonesia.
Baca juga: HUT Kemerdekaan ke-77 RI Harus Jadi Momentum Lestarikan Tradisi Warisan Leluhur
Dikutip dari Kompas.com, Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dipimpin oleh Letjen Sir Philip Christison mendarat di Tanjung Priok pada 29 Sepetember 1945.
Tujuan AFNEI ke Indonesia yaitu untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang, memulangkan tentara Jepang dan membebaskan tentara Sekutu.
Pasukan Sekutu datang ke Indonesia dengan Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang dipimpin Van der Plass.
Kedatangannya ke Indonesia bersama NICA itu, secara terang-terangan ingin menegakkan kekuasaan di Indonesia.
Itulah mengapa Indonesia masih berjuang setelah Kemerdekaan Indonesia.
Inilah tiga peristiwa setelah Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa di Bandung
Mengutip bandung.go.id, sekutu mencoba menguasai Bandung pada November 1945.
Sekutu mengeluarkan ultimatum agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan, diberi waktu paling lambat 29 November 1945.
Ultimatum itu dihiraukan oleh rakyat dan terjadilah bentrok senjata dengan tentara Sekutu, hasilnya Bandung Utara dikuasai Sekutu.
Tentara Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum supaya Tentara Republik Indonesia (TRI) mundur sejauh 11 km dari pusat kota Bandung Selatan, paling lambar 24 Maret 1946.
Siang 24 Maret 1946, TRI dan masyarakat mulai mengkosongkan Bandung Selatan, bersamaan itu para pejuang dan masyarakat membakari bangunan penting di sekitar jalan kereta api hingga Cimahi, sebagai upacara pengunduran diri dari Bandung.
Diiringi kobaran api sepanjang 12 km, membara bak lautan api dan langit merah menumbuhkan semangat juang untuk merebut kembali Kota Bandung.
Dalam peristiwa itu gugurlah Mohammad Toha, dan peristiwa tersebut dikenal dengan Bandung Lautan Api.
Peristiwa di Surabaya
Dilansir Gramedia.com, peristiwa penting lainnya terjadi di Hotel Yamato Surabaya.
Saat itu Belanda mengibarkan bendera negaranya yang berwarna merah putih biru pada 19 September 1945.
Hal itu memicu kemarahan para pemuda Indonesia, uniknya pemuda itu merobek bendera itu bagian biru sehingga tersisa warna merah putih.
Setelah itu, saat Gubernur Jawa Timur menolak ultimatum dari AFNEI pada 10 November 1945.
Penolakan itu menimbulkan kemarahan dai pasukan AFNEI dan menimbulkan peperangan antara masyarakat Surabaya dengan pasukan AFNEI.
Dari kejadian perang itu dibuatlah Tugu Pahlawan dan tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.
Peristiwa di Semarang
Peristiwa yang biasa disebut 'Pertempuran Lima hari di Semarang' ini terjadi pada 15 Oktober 1945.
Pada saat itu terdapat isu menegenai cadangan air untuk masyarakat di Candi telah diracuni oleh pihak Jepang, isu itu menyebabkan kemarahan dari masyarakat Indonesia, menurut museumnusantara.com.
Akibatnya bentrokan terjadi antara masyarakat Indonesia dengan tentara Jepang selama lima hari.
Dalam peristiwa itu telah gugur Dr. Karyadi, hingga kini nama itu diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum di Semarang.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.