Pertemuan Puan Maharani-Surya Paloh Menepis Sinyalemen Hubungan PDIP-NasDem Merenggang
Wakil Sekjen DPP Partai NasDem Hermawi Taslim mengatakan pertemuan Puan Maharani dan DPP Nasdem bagian dari silahturahmi kebangsaan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bertemu Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh hari ini, Senin (22/8/2022) siang.
Rencananya, pertemuan PDIP dan NasDem tersebut dilakukan di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta.
Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDIP Puan Maharani akan memimpin pertemuan itu bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan jajaran DPP lainnya.
Wakil Sekjen DPP Partai NasDem Hermawi Taslim mengatakan, bahwa pertemuan Puan Maharani dan DPP Nasdem kali ini bagian dari silahturahmi kebangsaan yang terus menerus dikembangkan.
Hanya, karena yang akan berkunjung Ketua DPR dan seorang tokoh seorang perempuan nasional dari parpol terbesar jadi kesannya agak riuh.
"Tetapi partai NasDem sejak dulu kan terbuka untuk berdialog dengan siapapun," kata Hermawi kepada Tribunnews, Senin (22/8/2022).
Dia pun membeberkan sejumlah pembicaraan yang dilakukan antara PDIP dan NasDem.
Dimana satu di antaranya membahas soal geopolitik dunia intenasional dan tentu masalah-masalah politik kekinian yang tak luput jadi perhatian bersama
"Ini merupakan perhatian antara dua partai yang bertetangga. Rumah Ibu Puan, rumah Ibu Mega dan Kantor DPP NasDem itu berada disatu kelurahan. Jadi ini pertemuan antara dua tetangga dekat," jelasnya.
Baca juga: Jawaban Puan Maharani soal Capres 2024 PDIP hingga Rencana Temui Surya Paloh
Hermawi tak bisa memastikan bahwa pertemuan ini akan membawa implikasi lain. Termasuk, soal kemungkinan koalisi di Pemilu 2024.
Namun, katanya, Surya Paloh menekankan silahturahmi antar parpol harus terus dibangun.
"Kita tunggu saja," sambungnya.
Ketua Forkoma PMKRI (Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) ini pun memastikan, bahwa pertemuan antara PDIP dan NasDem kali ini sekaligus menepis isu keretakan antar kedua parpol tersebut.
Apalagi, dia menyebut, hubungan antara partai pimpinan Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh selama ini berjalan baik dan harmonis.
"Saya kira ini sesuatu yang menggembirakan, sekaligus menepis sinyalemen-sinyalemen yang selama ini bahwa hubungan antara partai NasDem dan PDIP merenggang. Itu tidak ada sama sekali," kata Hermawi.
"Hubungannya tetap baik, tetap harmonis dan terjalin sebagaimana diharapkan kedua partai," jelasnya.
Surya Paloh: Tidak Boleh Melarang Mbak Puan Maju Capres
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menegaskan tidak boleh melarang Ketua DPP PDIP Puan Maharani maju sebagai calon presiden (capres) di 2024.
Hal itu disampaikan Paloh saat ditemui Puan bersama sejumlah petinggi PDIP lainnya di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2022).
Awalnya, Paloh menanggapi soal partainya yang menjadikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) 2024.
Paloh mengatakan terkait keputusan Ganjar jadi bacapres NasDem hasil rapat kerja nasional (Rakernas) masih sangat dinamis.
"Menempatkan nama Ganjar di salah satu di sekian nama itu benar tetapi suasana itu berkembang dan dinamis sekali," ujarnya.
Kendati demikian, Paloh tak memastikan apakah bakal ada Rakernas lagi ketika memilih figur lain jadi bacapres.
"Itu yang akan kita lihat ke depan," ucap Surya.
Paloh menegaskan secara pribadi dirinya tak melarang anak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu maju sebagai capres.
"Kalau saya pribadi subjektifnya enggak boleh melarang Mbak Puan maju," ujarnya.
Lebih lanjut, Surya menjelaskan pertemuan PDIP dengan Partai NasDem merupakan awal dari untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan tersebut, kata dia, semata-mata demi kepentingan bangsa Indonesia yang lebih baik.
"Tadi Mbak Puan sudah katakan ini pertemuan awal, akan ditindaklanjuti, dilihat. Semua itu semata-mata untuk kepentingan bangsa yang lebih baik," ungkapnya.
Sebagai informasi, saat ini ada tiga nama yang jadi bacapres NasDem hasil Rakernas
Tiga nama tersebut, yakni Ganjar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.