Cerita Guntur Soekarnoputra Protes ke SBY Kala Bung Karno Didapuk Jadi Pahlawan Nasional
Guntur juga sempat mengatakan kepada menantu pertama Bung Hatta Sri Edi Swasono bahwa dirinya tak mau mewakili keluarga.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guntur Soekarnoputra menceritakan ketika sang ayahnya, Ir. Soekarno (Bung Karno) didapuk menjadi pahlawan nasional di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Guntur mengaku tak mengetahui proses hingga ayahnya diangkat menjadi pahlawan nasional di era SBY.
"Kalau prosesnya saya enggak (tahu) Bung Karno kemudian dikasih gelar pahlawan nasional. Hanya waktu (itu) saya diundang untuk mewakili (Keluarga)," kata Guntur saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun, Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Baca juga: Cerita Guntur Soekarnoputra Didoakan Bung Karno Agar Tak Jadi Presiden
Awalnya, Guntur mengatakan dirinya tak mau untuk mengikuti acara pemberian gelar pahlawan tersebut.
Atas permintaan pemerintah kala itu, kata dia, pihak keluarga akhirnya mengadakan pertemuan yang dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) era SBY, Jimly Asshiddiqie.
Pertemuan itu digelar di kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Saat itu, Guntur mengaku meminta Megawati untuk mewakili keluarga menerima pemberian gelar tersebut, namun ditolak.
"Saya bilang sama Mega waktu itu, Dis (Adis, panggilan Megawati), kau dikasih mandat mewakili keluarga kamu ajalah. Nah (Megawati) enggak mau," ujarnya.
Guntur juga sempat mengatakan kepada menantu pertama Bung Hatta Sri Edi Swasono bahwa dirinya tak mau mewakili keluarga.
Alasannya, Guntur tak mau jika pada prosesi acara itu hanya diberi penghargaan sebagai pahlawan nasional dan dikasih sertifikat.
"Mas Edi nanya, 'kenapa (enggak mau) Mas?' Ya kalau cuman suruh datang dikasih penghargaan, dikasih sertifikat Bung Karno pahlawan Nasional apa itu, enggak mau aku," ungkapnya.
Kepada Edi, Guntur menjelaskan dirinya bersedia hadir bila SBY melakukan pidato secara terbuka menyatakan mencabut TAP MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 dan Bung Karno tidak terlibat gerakan 30 September 1965 atau G30S.
Edi lalu menyampaikan pesan Guntur kepada Jimly hingga akhirnya mendapat persetujuan dari SBY.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.