Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapi Projo, Jokowi Mania: Usulan Jokowi 3 Periode Haram bagi Demokrasi

Tanggapi Ketua Projo, Ketua Jokowi Mania (Joman), Imanuel Ebenezer menyebut usulan Jokowi tiga periode merupakan produk haram bagi demokrasi.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Tanggapi Projo, Jokowi Mania: Usulan Jokowi 3 Periode Haram bagi Demokrasi
Istimewa/TRIBUN/DANY PERMANA
[Kiri] Ketua Jokowi Mania (JoMan), Imanuel Ebenezer dan [Kanan] Ketua Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Jokowi Mania (Joman), Imanuel Ebenezer menyebut usulan Jokowi tiga periode merupakan produk haram bagi demokrasi.

Menurut Noel, wacana Jokowi tiga periode sesat dan menjerumuskan.

"(Wacana Jokowi tiga periode) ini produk haram bagi demokrasi. Sangat berbahaya," ungkap Noel kepada Tribunnews.com, Rabu (31/8/2022).

Hal ini diungkapkan Noel menanggapi pernyataan Ketua relawan Pro Jokowi (Projo) yang juga penanggung jawab Musyawarah Rakyat (Musra) Budi Arie Setiadi.

Dikutip dari Kompas.com, Budi Arie mengatakan pihaknya tak bisa menghalangi jika nantinya nama Joko Widodo (Jokowi) muncul sebagai salah satu kandidat calon presiden (capres) yang mengemuka pada agenda Musra.

Pernyataan itu disampaikan Budi Arie saat ditanya soal bagaimana sikap relawan jika Jokowi banyak diinginkan warga berdasarkan penjaringan kandidat capres lewat mekanisme Musra.

Baca juga: Rakernas KAPT Rekomendasikan Tolak Wacana Jabatan Presiden Tiga Periode

"Kami tidak bisa menghalangi rakyat menyampaikan harapan dan keinginannya untuk mendukung Jokowi tiga periode," ujar Budi, Senin (29/8/2022).

Berita Rekomendasi

"Kami menginginkan Musra sebagai alat rekam yang paling jujur dari aspirasi dan kehendak rakyat. Tapi sekali lagi kami mengingatkan bahwa kami tunduk konstitusi," tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Noel meminta Projo harus melihat kembali atau me-review sejarah dunia dan bahkan Indonesia sendiri.

"Jangan memakai perbandingan Jerman dan Inggris. Mereka demokrasi parlementer. Kita dulu pernah, dan akhirnya malah bubar," kata Noel.

Noel mengatakan, demokrasi parlementer memiliki celah jika muncul ketidaksukaan elit politik partai, kepala negara bisa dijatuhkan.

"Apakah Projo menginginkan seperti ini. Kalau iya, berarti jelas menjerumuskan Presiden Jokowi," ungkapnya.

Baca juga: Relawan Jokowi Dukung 3 Periode, Jokpro Desak MPR Amandemen UUD 1945

Noel menyebut sudah ada beberapa contoh jatuhnya perdana menteri di negara yang menganut sistem parlementer.

Menurutnya, Indonesia adalah demokrasi langsung.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas