VIDEO EKSKLUSIF Pesan Guntur Soekarnoputra kepada Megawati: Jangan Nyeleweng dari Ajaran Bung Karno
"Kamu, satu yang Mas pesan, kamu jangan nyeleweng dari ajaran-ajarannya dan pikiran-pikirannya Bung Karno," pesan Guntur Soekarnoputra
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guntur Soekarnoputra mengaku sempat menyarankan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar tak melenceng dari ajaran Presiden Pertama RI Soekarno (Bung Karno).
"Paling penting saya bilang eh kamu sekarang jadi ketua partai Dis. Saya panggil dia kan Adis."
"Kamu, satu yang Mas pesan, kamu jangan nyeleweng dari ajaran-ajarannya dan pikiran-pikirannya Bung Karno."
Hal itu diceritakan Guntur saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun, Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Kendati demikian, Guntur mengaku jarang bertemu dan berdiskusi dengan Ketua Umum PDIP tersebut di saat pandemi Covid-19.
"Kalau diskusi sih jarang. Apalagi jaman Covid-19 begini ketemu aja mesti cari waktu. Bu Mega sendiri kan terbatas waktunya dan benar-benar jaga diri jangan sampai (terkena) virus Covid ini," ujarnya.
Sementara sebelumnya, kata Guntur, dirinya sering berkunjung ke kediamannya Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, tanpa harus melakukan tes PCR.
"Kalau dulu sebelum ada setan siluman Covid-19 saya ke Teuku Umar kan blas, blus aja. Sekarang mau masuk (harus PCR)," ucapnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan ketika bertemu dengan Megawati dirinya tak serta merta berbicara soal yang politis, namun tergantung suasana.
"Tapi kalau ketemu ya kita lihat suasana aja. Kalau dia nanya-nanya sesuatu ya saya kasih. Tapi kalau dianya diam aja ya kita enggak ngomong yang politis," katanya.
Baca juga: Cerita Guntur Soekarnoputra Protes ke SBY Kala Bung Karno Didapuk Jadi Pahlawan Nasional
Berikut simak wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra denganGuntur Soekarnoputra:
Mas To (sapaan Guntur Soekaroputra) kalau selama ini sering berdialog dengan keluarga Bung Karno dan kebetulan pada saat ini, adek Mas To, Ibu Megawati menjadi pemimpin partai yang berkuasa di negeri ini. Menurut Mas To, apakah ajaran-ajaran Bung Karno yang selama ini Mas To pelajari dan ketahui juga tercermin di PDIP?
Secara yuridis formal tercermin. Karena kalau kita lihat di anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya, disitu jelas bahwa PDI Perjuangan menganut ajaran-ajaran Bung Karno.
Tetapi ditindakan-tindakan praktisnya ada juga yang tidak menurut pada sistem ajaran Bung Karno. Walaupun ada banyak yang mengikuti ajaran Bung Karno.
Baca juga: Cerita Guntur Soekarnoputra Didoakan Bung Karno Agar Tak Jadi Presiden
Apakah Mas To sering berdiskusi dengan Bu Mega terkait bagaimana representasi ajaran Bung Karno dicerminkan melalui PDIP?
Kalau diskusi jarang yah, apalagi zaman Covid-19 begini.
Ketemu saja harus atur waktu, karena bu Mega kan juga terbatas waktunya.
Ya nggak kalah lah sama Presiden kita mau ketemu saja harus PCR satu hari sebelumnya, ketemu bu Mega juga begitu.
Kalau dulu kan sebelun ada siluman Covid-19, saya mau masuk ke Teuku Umar blas blus saja.
Tapi kalau ketemu seperlunya saja, kalau bu Mega nanya sesuatu ya saya ada diskusi juga.
Kalau Mega diam saja, kita ngak ngomong politik.
Baca juga: Guntur Soekarnoputra: Presiden RI Tidak Harus dari Keluarga Bung Karno
Di antara hubungan panjang sebagai saudara apakah pernah Mas To sumbang saran kepada bu Mega?
Paling penting saya bilang Dis (Adis, panggilan Megawati), kamu sekarang jadi ketua partai, kamu satu yang mas pesankan, kamu jangan nyeleweng dari ajaran-ajarannya dan pikiran-pikirannya Bung Karno.
Bagaimana reaksi Bu Mega saat itu?
Reaksi beliau setuju saran yang saya berikan.
Baca juga: Pesan Guntur Soekarnoputra Kepada Megawati: Jangan Melenceng dari Ajaran Bung Karno
Apakah dulu Bapak dahulu pernah menyampaikan keinginan agar Mas To orang yang melanjutkan pemikiran Bung Karno?
Bapak tuh sudah tahu bagaimana watak pemikiran saya. Jadi jauh hari sebelumnya Bapak sudah ngomong saya berdoa ke Tuhan Yang Maha Esa supaya si Guntur ini jangan jadi Presiden lah.
Karena Bapak sudah tahu watak saya. Saya ini paling nggak senang kalau ada protokoler, ada pengawalan, ada jemput tamu negara pakai sipil lengkap.
Ini untung saja saya main ke Tribun pakai batik bagus. Tadinya saya mau pakai blue jeans biasa sama kaosan begitu.
Untuk merangkul generasi muda saya mungkin akan pakai jeans belel supaya mereka lebih tertarik dong karena lebih nyaman.(TIM TRIBUN)