Yudo Margono Disebut Calon Kuat Gantikan Andika Perkasa Jadi Panglima TNI, Ini Analisis Pengamat
Masa jabatan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan segera berakhir pada November 2022 mendatang.
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa jabatan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan segera berakhir pada November 2022 mendatang.
Nama Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono pun terus disebut-sebut sebagai calon Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi menyebutkan bahwa Laksamana TNI Yudo Margono berpeluang mengisi kursi Panglima TNI.
“Ya berpeluang (menjadi Panglima TNI). Belum pensiun dan masih menjabat KSAL,” kata Khairul Fahmi melalui pesan singkat, Sabtu (3/9/2022).
Baca juga: PR Kapolri dan Panglima TNI dari Presiden Jokowi, Sama-sama Tangani Kasus Pasal 340
Khairul menjelaskan ada sejumlah aspek yang menjadi pertimbangan bahwa Laksamana Yudo akan dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Panglima TNI.
Pertama ialah Laksamana Yudo hingga saat ini masih aktif menjabat sebagai KSAL.
Hal itu sebagaimana tertera dalam Undang-Undang (UU) yang menyebutkan bahwa jabatan panglima TNI hanya bisa diduduki oleh kepala staf atau mantan kepala staf yang masih aktif.
Ia menambahkan menjadi Panglima merupakan cita-cita semua prajurit TNI.
“Sehingga ini bisa jadi akan sangat kompetitif hingga pada saatnya nanti Presiden menjatuhkan pilihannya,” ujarnya.
Faktanya, lanjut dia, selama masa pemerintahan Presiden Jokowi, belum pernah ada Panglima dari lingkungan TNI AL.
Meskipun tidak ada ketentuan normatif yang mengharuskan pergiliran di antara ketiga matra.
“Namun hal itu bukan berarti tidak penting untuk menjadi pertimbangan,” ujarnya.
Fahmi pun lantas merujuk pada penunjukan Jenderal Andika menjadi Panglima TNI.
Presiden, kata dia, tidak meletakkan usia dan masa aktif sebagai pertimbangan utama.
“Artinya, pola ini masih mungkin diterapkan juga pada saat penggantian Jenderal Andika,” ucap dia.
Dewasa ini, KSAL itu terlihat kerap melakukan manuver.
Itu terlihat dengan adanya dua kegiatan yang melibatkan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Acara pertama, Yudo mengundang Megawati untuk menghadiri acara penamaan kapal korvet milik TNI Angkatan Laut (AL) dengan nama KRI Bung Karno yang diresmikan Megawati di Gedung Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Senin (20/6/2022).
Yudo juga terlihat terus melakukan pendekatan dengan presiden ke-5 RI tersebut.
Pada Sabtu (11/8/2022) lalu, Megawati diundang sebagai pembicara kunci tentang Ratu Kalinyamat di KRI Dewaruci, Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara.
Menurut Khairul, selain soal chemistry dengan Presiden, interaksi dengan tokoh berpengaruh di sekitar Presiden juga diyakini berkontribusi memperkuat peluang untuk ditunjuk Presiden dan mendapat persetujuan parlemen.
“Nah, kiprah Pak Yudo dan TNI AL belakangan menampakkan adanya komunikasi yang berjalan untuk menjaga peluang,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.