Survei LSI: 5 Isu Mendesak yang Perlu Diselesaikan Masih Didominasi Persoalan Ekonomi
Lima isu teratas yang dinilai masyarakat mendesak perlu diselesaikan pemimpin nasional lima tahun ke depan masih didominasi masalah ekonomi
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengungkapkan berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya pada 13 sampai 21 Agustus 2022, atau sebelum kenaikan harga BBM, lima isu teratas yang dinilai masyarakat mendesak perlu diselesaikan pemimpin nasional lima tahun ke depan masih didominasi masalah ekonomi.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Survei Nasional LSI: Kondisi Ekonomi dan Peta Politik Menjelang 2024 di kanal Youtube Lembaga Survei Indonesia LSI_Lembaga, Minggu (4/9/2022).
"Kalau kita lihat empat atau lima isu teratas memang masih didominasi isu ekonomi. Yaitu soal harga kebutuhan pokok, soal lapangan pekerjaan, kemiskinan, ditambah kemudian isu hukum, pemberantasan korupsi yang juga masih ada kaitannya nanti dengan ekonomi," kata dia.
Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 32,8 persen responden menilai isu mendesak yang perlu diselesaikan pemimpin nasional lima tahun ke depan adalah mengendalikan harga kebutuhan pokok.
Baca juga: Sikapi Kenaikan BBM, Besok PB PMII Kerahkan Ribuan Kader, Geruduk Istana Negara
Angka tersebut menempatkan isu pengendalian harga kebutuhan pokok pada posisi pertama isu yang paling mendesak perlu diselesaikan dalam survei tersebut.
Pada peringkat kedua yakni menciptakan lapangan kerja atau mengurangi pengangguran dengan responden yang memilih sebanyak 19,1 persen.
Pada posisi ketiga adalah mengurangi kemiskinan dengan jumlah responden yang memilih 13,1 persen.
Pada peringkat keempat adalah pemberantasan korupsi dengan responden yang memilih sebanyak 7,4%.
Baca juga: Media Asing Beritakan Kenaikan Harga BBM Pertalite hingga Pertamax di Indonesia
Kemudian pada peringkat kelima yakni memajukan sektor pertanian dengan responden yang memilih sebanyak 4,3%.
"Jadi memang permasalahan-permasalahan utama masyarakat kita masih soal-soal yang terkait dengan ekonomi," kata Djayadi.
Populasi survei tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Baca juga: Harga BBM Naik, Pemerintah Dinilai Hanya Peduli dengan Proyek Kereta Cepat dan IKN
Dari populasi tersebut dipilih secara random (multistage random sampling) sebanyak 1.220 responden.
Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).