4 Faktor yang Bisa Sebabkan Hubungan Panglima TNI dan KSAD Tidak Harmonis Menurut Guru Besar Unpad
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dikabarkan hubungannya tak harmonis saat itu.
Editor: Hasanudin Aco
![4 Faktor yang Bisa Sebabkan Hubungan Panglima TNI dan KSAD Tidak Harmonis Menurut Guru Besar Unpad](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/raker-komisi-i-dpr-dengan-panglima-tni-dan-wamenkumham_20220905_150751.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dikabarkan hubungannya tak harmonis saat itu.
Hal itu mencuat dalam rapat Komisi I DPR dengan Panglima TNI di Gedung DPR, Senin (5/9/2022) hari ini.
Guru besar ilmu politik dan keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Muradi mengatakan ada empat faktor yang dapat menyebabkan hubungan Panglima TNI dan KSAD bermasalah atau tidak harmonis.
“Alasan pertama soal politis. Saya kira problem Pak Dudung dengan Panglima ini, saya menduga, pertama, alasan politis,” tutur Muradi dikutip dari Kompas.TV.
Alasan kedua, menurut Muradi, adalah soal ekonomi.
"Ketiga, alasan psikologis, dan keempat adalah personal," ujarnya.
Baca juga: Anak KSAD Jenderal Dudung Disebut Tidak Lolos Akmil, Begini Jawaban Panglima TNI
Dalam konteks hubungan antara Jenderal Andika dan Jenderal Dudung, ia menduga lebih ke arah politis daripada psikologis maupun personal.
Karena, kata Muradi, isu Andika akan diusung dalam pemilihan presiden-wakil presiden (capres-cawapres) setelah purnatugas, cukup mengganggu psikologi sejumlah kepala staf angkatan di TNI, termasuk KSAD.
“Akan mengganggu juga sebenarnya psikologis dari kepala staf, termasuk Pak Dudung.”
“Kedua, kalau soal hubungan ini agak merenggang, sebenarnya kalau kita lihat mundur pada Februari 2022, ada laporan dari komunitas atau masyarakat terkait dengan pencemaran agama dan sebagainya,” tambahnya.
Secara eksplisit, lanjut Muradi, waktu itu Jenderal Andika mengatakan akan memprosesnya secara terbuka.
Hal itu, menurutnya, menjadi permulaan adanya problem personal antara Andika dan Dudung.
“Seolah yang dilakukan Pak Dudung itu sifatnya personal. Padahal yang dilakukan oleh Pak Dudung adalah bagian dari upaya beliau menegakkan NKRI, antiintoleran dan sebagainya.”
“Dari empat ini, saya kira kalau melihat polanya, saya cenderung memilih pada alasan politis dan personal,” tuturnya.
Diungkit Anggota DPR
Hubungan tidak harmonis itu diungkit Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon dalam rapat terbuka di DPR.
Politisi PDIP ini menduga ada disharmoni atau ketidakharmonisan antara kedua pimpinan TNI tersebut.
Ia menyebut tentara atau TNI tidak boleh berpolitik praktis.
“Saya nggak ingin ke sana terlalu jauh. Saya hanya ingin melihat catatan-catatan yang ada di kami, bukan hanya saya, itu banyak sekali memang poin disharmoninya antardua orang ini,” ungkap Effendi.
“Dan ini bukan hanya kali ini, memang sudah menjadi sepertinya ada suatu preseden yang kurang baiklah,” lanjutnya.
Saat ini, kata dia, pemerintahan Presiden Joko Widodo membutuhkan stabilitas politik nasional yang ditopang oleh kekuatan rakyat, TNI, Polri, dan unsur lembaga lainnya.
Sehingga jika memang ada ketidakharmonisan seperti yang diduga, hal itu tidak boleh dibiarkan.
“Bagaimana kemudian kita merumuskan doktrin pertahanan kalau para nakhodanya 'disharmoni'. Ini tidak patuh kepada ini, ini mungkin ego kepada ini.”
“Makanya, di rapat kerja tadi saya ingin mendapatkan penjelasan keterangan dari Panglima TNI dan juga dari KSAD. Tapi, KSAD nya tidak hadir. Teman-teman semua komplain,” ucapnya.
Reaksi Panglima TNI
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa buka suara terkait isu hubungannya dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang diisukan tidak harmonis, hingga soal anak KSAD Dudung yang dikabarkan tak lolos seleksi Akademi Militer atau Akmil.
Jenderal Andika mengatakan, selama ini ia hanya menjalankan tugas pokok fungsinya sesuai denga peraturan perundang-undangan.
Namun jika hal itu diterima berbeda, maka Jenderal Andika mempersilahkan orang lain untuk menyikapinya sendiri.
Jenderal Andika hanya menegaskan bahwa ia tetap melaksanakan tugas pokok fungsinya sesuai dengan peraturan perundangan.
"Saya hanya menjalankan tugas pokok fungsi saya sesuai peraturan perundangan. Manakala hal itu diterima berbeda A, B, C, ya itu terserah bagaimana yang menyikapi."
"Tapi saya tetap melakukan tugas pokok fungsi saya sesuai dengan peraturan perundangan," kata Jenderal Andika dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (5/9/2022).
Lebih lanjut, Jenderal Andika mengaku tidak ada perbedaan pendapat antara dirinya dengan Jenderal Dudung.
Karena menurut Jenderal Andika, semuanya sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak ada yang berbeda.
"Ya dari saya tidak ada, karena semua peraturan perundangan yang berlaku ya tetap berlaku selama ini. Jadi enggak ada yang kemudian berjalan berbeda."
"Menurut saya kita tetap menjalankan kegiatan kita sesuai peraturan perundangan, tidak ada yang berbeda dan tidak ada yang kemudian melenceng dari tupoksi kita," terangnya.
Kemudian, Jenderal Andika juga menjawab terkait anak Jenderal Dudung yang dikabarkan tak lolos seleksi Akmil.
Jenderal Andika menyebut kini anak Jenderal Dudung sudah lolos Akmil.
"Sekarang sudah masuk bagian dari mereka yang diterima (di Akmil)," pungkasnya.
Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com