Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, HMI Minta Presiden Copot Menkeu, Menteri ESDM hingga Dirut Pertamina
HMI menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022).
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022).
Ketua HMI Majelis Penyelamatan Organisasi (MPO) cabang Jakarta Selatan Redza Sutiara Akbar menyebutkan kenaikan harga BBM dapat memicu dampak yang signifikan bagi perekonomian rakyat.
Sejumlah dampak itu di antaranya kenaikan harga barang dan jasa, melambatnya pertumbuhan ekonomi hingga memicu inflasi.
“Maka dapat disimpulkan bahwa naiknya harga BBM dapat menyebabkan gangguan dalam proses kegiatan perekonomian,” ujar Redza Sutiara, Senin (5/9/2022).
Baca juga: HMI Demo di Kawasan Patung Kuda Monas Tolak Kenaikan Harga BBM
Dalam aksinya, massa membawa tiga tuntutan utama.
Pertama mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menurunkan harga BBM Bersubsidi.
Kemudian yang kedua mendesak Presiden Jokowi mencopot Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Kemudian yang ketiga adalah mengajak mahasiswa, pemuda dan seluruh elemen masyarakat untuk terus menyuarakan tolak kenaikan harga BBM.
“Maka (meminta) Bapak Jokowi mencopot Sri Mulyani sebagai Menkeu dan mencopot Arifin Tasrif karena tidak becus mengurus negara,” kata orator dari atas mobil komando.
HMI merasa naiknya harga BBM berdampak besar ke seluruh masyarakat.
Dampak yang signifikan terjadi yaitu naiknya harga barang dan jasa, lambatnya laju pertumbuhan ekonomi, dan juga kemungkinan terjaidnya inflasi.
Ketua HMI Majelis Penyelematan Organisasi (MPO) cabang Jakarta Selatan Redza Sutiara Akbar mengatakan naiknya BBM juga menyebabkan gangguan dalam proses kegiatan ekonomi.
"Mulai dari pekerja bidang transportasi seperti driver ojek online, para pelaku usaha UMKM, mobilisasi para petani dan nelayan hingga berbagai sektor perekonomian lainnya yang secara tidak langsung akan merusak stabilitas harga bahan pokok," ujar Redzha.
Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar pada Sabtu (3/9/2022).
Untuk jenis Pertalite saat ini ditetapkan Rp10.000 per liter dan Solar Rp6.800 per liter.
Tak hanya itu, harga Pertamax pun turut naik menjadi Rp14.500 dari sebelumnya Rp12.500 per liter.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.