Sebut Bansos Bukan Solusi Naiknya Harga BBM, Politisi PKS Soroti Data Penerima, Sindir Slogan HUT RI
Politisi PKS menilai bansos kenaikan harga BBM bersubsidi bukanlah solusi. Diah Nurwitasari soroti data penerima belum sinkron, sindir logo HUT RI.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VII DPR RI, Diah Nurwitasari menilai bantuan sosial (bansos) yang diberikan pemerintah sebagai bantalan sosial kenaikan harga BBM bersubsidi bukanlah solusi.
Politisi dari Fraksi PKS menilai, bansos BBM tidak bisa langsung menyelesaikan dampak naiknya BBM bersubsidi yang dirasakan rakyat kecil.
Terlebih bantuan itu hanya untuk beberapa bulan ke depan, sedangkan kenaikan BBM bisa berkelanjutan.
Diah juga menyoroti data penerima bansos yang dinilai masih belum tepat sasaran.
“Bantuan sosial yang diberikan pemerintah kepada sekelompok masyarakat juga masih terkendala pada data penerima."
"Data tersebut masih belum tersinkronisasi, yang belum bisa memisahkan masyarakat mana yang berhak menerima," ungkap Diah, Kamis (8/9/2022), dikutip dari dpr.go.id.
Baca juga: Ikuti Harga BBM, Tarif Ojol Mulai Hari Ini Resmi Naik
Dampak panjang kenaikan BBM bersubsidi, lanjut Diah, tidak dapat dijawab hanya dengan pemberian bansos selama beberapa bulan.
Sedangkan dampak kenaikan BBM akan lebih panjang, sehingga solusi tersebut tidak komprehensif.
Sindir Logo HUT ke-77 RI
Politisi PKS ini juga menyindir slogan HUT ke-77 RI, "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat".
Diah menilai slogan tersebut tanpa makna.
Kenaikan harga BBM dinilai bertolak belakang dengan slogan tersebut.
Baca juga: Harga BBM Naik, Formappi Anggap DPR Tak Bisa Jadi Harapan Rakyat
Saat mengikuti rapat kerja Komisi VII DPR dengan Menteri ESDM, Kamis lalu, legislator dapil Jawa Barat II ini berharap pemerintah menganulir kebijakan kenaikan BBM ini.
Pemerintah masih bisa mendengar suara rakyat yang sedang kesusahan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.