Indonesia Diminta Waspadai Gerakan China-Kamboja di Laut China Selatan
DPP IMM Rimbo Bugis menduga China akan banyak membangun pangkalan militer di Kamboja yang dikhawatirkan menyulut ketegangan di Laut China Selatan.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), terutama Indonesia diminta mewaspadai gerakan China dan Kamboja yang bisa mengancam kedaulatan sebuah negara. Pasalnya Tiongkok menggandeng Kamboja yang disinyalir bertujuan membuat mata rantai baru kendali negara kawasan Asia Tenggara.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Rimbo Bugis mengatakan ketidakharmonisan Kamboja dengan AS dan Vietnam jadi poin yang dilihat China untuk menghangatkan hubungan dengan negara ber-ibu kota Phnom Penh tersebut.
"China telah berusaha untuk memperkuat kekuatan militer Kamboja untuk pendekatan perimbangan lepas pantai guna mengantisipasi kemungkinan perang proxy," kata Rimbo kepada wartawan, Selasa (13/9/2022).
Terlebih China mendirikan pangkalan angkatan laut di Kamboja yang disebut bisa menimbulkan risiko keamanan bagi negara di Asia Tenggara.
Baca juga: Hubungan dengan Rusia Makin Mesra, China Siap Turut Membentuk Tatanan Internasional Baru yang Adil
IMM menduga China punya kepentingan geopolitik untuk mengamankan infrastruktur alternatif di Selat Malaka-Singapura. Mengingat ketergantung Beijing yang tinggi pada impor minyak mentah yakni 72 persen pada tahun 2021.
"Negara-negara yang berpikiran sama apalagi terjebak utang Beijing, tidak akan mampu melawan pengaruh besar China kecuali mereka berkoordinasi dan secara kolektif mengelola aset, sumber daya negara dengan Tiongkok," ucap Rimbo.
Rimbo menduga China akan lebih banyak membangun pangkalan militer di Kamboja. Hal ini dikhawatirkan menyulut ketegangan di Laut China Selatan. Berkenaan dengan hal tersebut, IMM meminta Indonesia mewaspadai langkah dan taktik Beijing.
"Ini akan mengubah Kamboja menjadi alat China. Negara-negara ASEAN dan dunia khususnya Indonesia seyogianya waspada langkah dan taktik Beijing ini," pungkas dia.