Presiden Buatkan Embung Bagi Peternak Kerbau di Pulau Moa yang Kesulitan Air
Dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Maluku, Presiden Joko Widodo janjikan akan membuat embung di setiap desa untuk turut membantu Peternak Kerbau.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Maluku, Presiden Joko Widodo meninjau dan bertemu dengan peternak kerbau di Desa Werwaru, Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya pada Kamis, (15/9/2022).
Dalam kesempatan tersebut Presiden berdialog dengan para peternak kerbau dan menyerap aspirasi mereka.
Kepala Desa Werwaru Elias Tenggawna yang turut berdialog dengan Presiden Jokowi menyampaikan bahwa jumlah kerbau saat ini jauh berkurang. Elias menjelaskan, hal tersebut disebabkan oleh kondisi alam yang sudah tidak mendukung untuk beternak, salah satunya kekurangan air akibat kekeringan.
"Kendala di Pulau Moa ini adalah air, air yang sangat susah. Jadi sampai ketika musim kemarau begini kerbau mati sampai ribuan ekor," ucap Elias.
Baca juga: Presiden Jokowi Kunjungi Pasar Langgur di Maluku Tenggara
Oleh karena itu, Elias meminta pemerintah pusat untuk turut membantu dalam mengatasi masalah kekurangan air tersebut. Presiden pun langsung memerintahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk membangun satu embung di setiap desa.
"Sudah, ini saya perintah Pak Menteri PU langsung buat (embung) ya," ucap Kepala Negara.
Para peternak kerbau pun mengapresiasi jawaban Presiden untuk mengatasi masalah tersebut. Kepala Desa Werwaru Elias Tenggawna juga turut menyampaikan terima kasih atas kesediaan Presiden Jokowi berkunjung ke daerah tersebut.
Baca juga: Hari Kedua Kunker di Provinsi Maluku, Jokowi akan Bagikan Bansos hingga Bertemu Peternak Kerbau
"Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak yang sudah datang ke tempat kami yang sangat jauh ini," tutur Elias.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam peninjauan tersebut antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.