Isu Penjegalan Prabowo di Pilpres 2024, PKS Heran: Masa Jenderal Dijegal?
Mardani Ali Sera merespons isu penjegalan terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera merespons isu penjegalan terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Mardani mengaku heran terkait isu jegal Menteri Pertahanan Republik Indonesia tersebut.
"Parbowo dijegal? Baru dengar saya. Masa jenderal dijegal sih," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Mardani berharap pilpres 2024 akan diikuti minimal tiga paslon untuk mengindari penjegalan.
"Minimal tiga (paslon) lah. Jadi enggak usah jegal-jegal," ujarnya.
Lebih lanjut, Mardani mengaku tak mempersoalkan jika pilpres 2024 diikuti empat paslon.
Ia mencontohkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusung satu paslon.
Kemudian, koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung satu paslon juga.
Lalu, PKS, Partai NasDem, dan Partai Demokrat mengusung paslon juga. Lalu, PDIP juga mengusung paslon sendiri karena memenuhi persyaratan presidential threshold 20 persen.
Sebelumnya, Ketua harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyatakan pihaknya mendapat informasi adanya upaya penjegalan untuk Prabowo di pilpres 2024.
Baca juga: Gerindra Klaim Kantongi Identitas Penjegal Prabowo di Pilpres 2024, Kalangan Partai?
Dasco menuturkan penjegalan tersebut berupa pemasangan baliho Prabowo untuk menurunkan elektabilitas dan popularitasnya.
"Pak Prabowo juga mau dijegal. Itu sekarang baliho di seluruh daerah masif, tapi balihonya membuat rating pak Prabowo turun kok itu. Banyak," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Selasa.