Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Singkat Peristiwa G30S Hingga saat Dipimpin Letkol Untung

Simak sejarah singkat peristiwa G30S PKI pada 1 Oktober 1965 hingga menewaskan jendral dan perwira tinggi dari TNI AD, dan kepemimpinan Letkol Untung

Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Sejarah Singkat Peristiwa G30S Hingga saat Dipimpin Letkol Untung
YouTube
Cuplikan film G30S/PKI. Simak sejarah singkat peristiwa G30S PKI pada 1 Oktober 1965 hingga menewaskan jendral dan perwira tinggi dari TNI AD, dan kepemimpinan Letkol Untung 

PKI beralasan, para jenderal itu akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal.

Kronologi G30S yang dipimpin oleh Letkol Untung

Komandan Batalyon I Resimen Tjakrabirawa Letkol (Inf), Untung Samsoeri menuju Lubang Buaya untuk inspeksi dan memimpin upaya kudeta yang akan mengubah garis sejarah pada 1 Oktober 1965.

Kudeta itu awalnya bernama Takari dan diubah menjadi Gerakan 30 September agar tidak berbau politik maupun militer.

Pimpinan PKI, Aidit, memerintahkan untuk pelaksanaannya ditunda menjadi 1 Oktober saat pasukan sudah lengkap.

Menjelang pelaksanaan, Wakil Presiden Mohammad Hatta dicoret sebagai sasaran.

Tujuannya, untuk menyamarkan kudeta sebagai konflik internal.

Berita Rekomendasi

Dilansir laman Kompas.com, Letkol Untung membagi eksekutor ke dalam tiga satuan tugas.

Satgas Pasopati pimpinan Letnan I (Inf), Abdul Arief, bertugas menangkap tujuh jenderal yang jadi sasaran.

Satgas Bimasakti dipimpin Kapten (Inf) Batalyon 530/Brawijaya, Soeradi Prawirohardjo, bertugas mengamakan ibu kota dan menguasai kantor Pusat Telekomunikasi dan Studio RRI Pusat.

Sementara Satgas pringgodani di bawah Mayor Soejono, menjaga di sekeliling wilayah Lubang Buaya.

Letkol Untung bersama kolonel (Inf) Latief menuju Gedung Biro Perusahaan Negara Aerial Survey (Penas) di Jl. Jakarta By Pass, Jakarta Timur.

Kemudian, Soejono menyiapkam Gedung Penas sebagai Central Komando jalannya operasi penangkapan para jendral.

Operasi itupun direncanakan secara serentak, namun banyak yang tidak datang.

Jumlah pasukan kurang dari 100, yang dikhawatirkan Untung pun benar terjadi.

Penculikan itu berubah menjadi serangan berdarah.

(Tribunnews.com/Pondra Puger)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas