VIDEO Pesan Ketua Bawaslu untuk Wanti-wanti ASN: Jempolmu Harimaumu
Jika dulu pepatah yang kerap didengar adalah 'Mulutmu Harimaumu', maka pepatah terkini yang sesuai adalah ' Jempolmu Harimaumu'.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI Rahmat Bagja menyampaikan pesan terkait pemilu di era perkembangan teknologi informasi.
Ia pun mengutip pepatah untuk itu.
Jika dulu pepatah yang kerap didengar adalah 'Mulutmu Harimaumu', maka pepatah terkini yang sesuai adalah ' Jempolmu Harimaumu'.
Hal ini disampaikan Bagja dalam 'Rakornas Bawaslu dan Kepala Daerah Dalam Mewujudkan Netralitas ASN Pada Pemilu 2024' yang disiarkan daring, Selasa (27/9/2022).
"Saya sering sebutkan hati-hati. Dulu ada pepatah lidahmu harimaumu, sekarang ada pepatah jempolmu harimaumu," ungkap Bagja.
Berkenaan dengan itu ia meminta adanya perubahan paradigma di kalangan ASN soal keberpihakan dalam bermedia sosial.
Pasalnya lanjut Bagja, pelanggaran netralitas ASN yang paling banyak dilaporkan bersumber dari media sosial.
Bagja juga mengingatkan bahwa hal yang kerap terjadi adalah pelaporan pelanggaran netralitas ASN justru lebih banyak dilaporkan oleh kawan seprofesi. Sehingga ia meminta para ASN untuk bijak dalam bermedia sosial.
"Begitu like, terbaca temannya, kemudian dilaporkan ke Bawaslu. Itu terjadi, jadi yang melaporkan bukan yang lain, teman ASN-nya juga. Akhirnya meningkatlah eskalasi pelanggaran netralitas ASN. Paling banyak memang dari sosial media," jelas dia.
"Inilah yang harus kita bagikan kepada ASN. ASN harus tahu bagaimana penggunaan sosial media," pungkas Bagja.(*)