Gempa Susulan Terjadi 73 Kali di Tapanuli Utara, Warga Trauma Teringat Peristiwa Tahun 1987
mengungkapkan dia sangat ketakutan karena pernah mengalami hal yang sama pada tahun 1987
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, TAPANULI UTARA- Warga Tapanuli Utara, Sumatera Utara trauma menyusul gempa bumi magnitudo 6.0 ada Sabtu (1/10/2022) dini hari.
Robert Pasaribu mengungkapkan dia sangat ketakutan karena pernah mengalami hal yang sama pada tahun 1987.
Baca juga: Gempa di Tapanuli Utara: 1 Orang Meninggal Karena Serangan Jantung, Ratusan Rumah Rusak
Penuturan warga Robert Pasaribu, bahwa gempa yang terjadi dini hari tadi membuatnya trauma.
Sebab saat dirinya duduk di kelas 3 SD gempa dengan guncangan kuat juga pernah melanda Tapanuli Utara.
Robert menceritakan, begitu terjadi gempa dini hari tadi, dirinya langsung bergerak dari kediamannya di Desa Silakkitang, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara menuju ke rumah keluarganya di Tarutung.
Tak hanya itu, begitu gempa terjadi sontak langsung membuat Tapanuli Utara gelap gulita sehingga membuat situasi mencekam. Kondisi itu lah yang membuatnya trauma.
Apalagi dampak gempa bumi dini hari tadi, rumah warga, jalan dan jembatan, fasilitas kesehatan, rumah ibadah dan fasilitas pendidikan serta gedung pemerintah mengalami kerusakan.
"Kalau kejadian seperti dinihari tadi, aku kembali diingatkan akan peristiwa pada tahun 1987. Saat itu, aku duduk di bangku kelas 3 SD. Kami langsung mengungsi saat itu. Kenangan itu tak bisa kulupakan," ujar Robert Pasaribu sambil memandangi dinding Jalinsum yang roboh akibat gempa.
Baca juga: 100 Personel Brimob Diterjunkan Bantu Korban Gempa di Tapanuli Utara, Kapolda Ikut Turun
Disampaikan Robert, saat gempa terjadi, lolongan anjing terdengar keras dan sejumlah ternak juga tidak bisa tenang.
Masyarakat berhamburan ke luar dari rumah masing-masing untuk mencari tempat perlindungan.
Bahkan, ada sejumlah masyarakat yang langsung menuju mobil dan siap siaga berangkat manakala hal lebih parah lagi terjadi.
"Kalau 1987 lebih parah, karena konstruksi bangunan tidak sebagus yang sekarang. Masyarakat banyak yang mengungsi karena diisukan Dolok Martimbang akan meletus," sambungnya.
"Walau tak sedahsyat tahun 1987, aku tetap trauma kalau ada gempa" tambahnya.
Baca juga: UPDATE Gempa Tapanuli Utara - Terjadi Lebih dari 50 Gempa Susulan, 1 Korban Meninggal
Sementara itu, hingga kini pemerintah masih berupaya mengumpulkan data dan melihat kondisi masyarakat di lapangan pascagempa dini hari tadi.
73 Kali gempa susulan
BMKG mencatat gempa bumi susulan yang terjadi di Tapanuli Utara, Sabtu (1/10/2022) hingga pukul 11.00 WIB ada sebanyak 73 kali.
Gempa bumi pertama terjadi sekitar pukul 02.00 WIB kemudian disusul dengan gempa bumi lainnya.
Sekitar pukul 02.00 WIB BMKG mencatat gempa bumi terjadi sebanyak 6 kali.
Kemudian gempa susulan terjadi sekitar pukul 03:00 WIB sebanyak 14 kali.
Baca juga: Menko PMK: Pemerintah Berikan Stimulan Bantuan Permukiman Penanganan Pasca Gempa di Sumbar
Sekitar pukul 04.00 WIB gempa bumi kembali mengguncang. Kaki ini lebih banyak yakni 15 kali guncangan.
Di pukul 05.00 WIB intensitas gempa mulai menurun, kali ini cuma 8 kali gempa susulan.
Namun sekitar pukul 06:00 WIB kembali meningkat menjadi 10 kali guncangan.
Pagi hari sekira pukul 07:00 WIB hingga pukul 08: 00 WIB kembali menurun. Gempa susulan cuma terjadi 4 hingga 5 kali.
Namun gempa susulan kembali meningkat sekitar pukul 09:00 WIB yakni sebanyak 8 kali.
Kemudian gempa pun disusul sebanyak 5 kali hingga pukul 11:00 WIB.
BMKG mencatat magnitudo gempa paling tinggi tetap di pukul 02:00 WIB yakni 6 Magnitudo. Kemudian gempa susulan berada di kekuatan paling tinggi 5 Magnitudo hingga 1 Magnitudo.
Baca juga: Gempa Terkini Magnitudo 6,4 Guncang Barat Daya Meulaboh Aceh Barat, BMKG: Tidak Potensi Tsunami
Gempa bumi magnitudo 6.0 di wilayah Tapanuli Utara ini merenggut korban jiwa.
Seorang warga, LS (62) warga Jalan Kornel Simanjuntak, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan mengatakan saat itu korban sedang dirawat di rumah sakit. Kemudian ketika gempa terjadi, panik dan meninggal dunia akibat serangan jantung.
"Ada 1 meninggal dunia itu karena serangan jantung, karena sudah sakit di rumah sakit. Tetapi karena gempa itu tiba-tiba ada serangan jantung,"kata Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, Sabtu (1/10/2022).
Gempa berpusat di darat 15 Kilometer Barat Laut Tapanuli Utara dan tidak berpotensi tsunami.
Selain memakan korban jiwa, gempa ini mengakibatkan sejumlah orang luka-luka. Berdasarkan keterangan Bupati, sekitar 5 orang luka-luka akibat tertimpa reruntuhan.
"Kurang lebih 5 orang luka-luka saat ini sedang berada di IGD,"ucapnya.
Penulis: Maurits Pardosi
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Cerita Warga Soal Gempa di Taput Dini Hari Tadi: Trauma, Walau Tak Separah Seperti Tahun 1987
dan
Hingga Pukul 11.00 WIB, BMKG Catat Gempa Susulan di Tapanuli Utara Capai 73 Kali