Riwayat DN Aidit, Dieksekusi Mati Pasca-Tragedi G30S 1965
Riwayat DN Aidit, aktivis Komunis dengan paham Marxis hingga jadi Ketua PKI yang dieksekusi mati pada 1966. Jasad dan makam DN Aidit tidak diketahui.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit adalah Ketua Central Comitte Partai Komunis Indonesia (CC-PKI).
DN Aidit lahir pada 30 Juli 1923 di Belitung, Pulau Bangka dengan nama Achmad Aidit.
Aidit mendapatkan pendidikan bahasa Belanda dari ayahnya Abdullah Aidit, seorang pemimpin gerakan pemuda di Belitung dalam melawan kekuasaan kolonial Belanda.
DN Aidit mengenyam pendidikan formal pertamanya di Hollandsche Indlandsch School (HIS).
Kemudian, DN Aidit berangkat dari Belitung ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan sesuai saran ayahnya, dikutip dari laman Perpusnas.
Awalnya, ia tinggal bersama kerabat ayahnya, sebelum akhirnya pindah ke Senen, Jakarta Pusat.
Baca juga: Fakta-fakta Lubang Buaya, Lokasi Eksekusi Mati dan Pembuangan Jasad 7 Korban G30S
Perkenalan DN Aidit dengan Komunis
Pada tahun 1940, DN Aidit mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat.
Kemudian ia masuk ke Sekolah Dagang Handelsschool.
Ia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia).
Meskipun ia seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional (Komintern), DN Aidit mengikuti paham Marhaenisme Soekarno.
Pada pertengahan tahun 1948, DN Aidit bersama Lukman dan Njoto diangkat sebagai anggota komite sentral PKI.
Kemudian pada 1 September 1948, ketiganya lalu menjadi anggota Politbiro PKI yang dibentuk Musso.
Pada tahun 1951, setelah peristiwa PKI Madiun, DN Aidit, Njoto, Sudisman, dan Lukman menggantikan para pemimpin tua PKI, dikutip dari Kemdikbud.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.