Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 129 Orang, Berikut 10 Bencana Sepakbola Paling Banyak Merenggut Nyawa
Tragedi dalam sepakbola yang menewaskan banyak orang seperti di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, juga pernah terjadi di negara lain.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur di penghujung laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam, menjadi tragedi mematikan dalam sejarah sepabola Indonesia.
Terbaru korban tewas dikabarkan bertambah menjadi 129 orang.
Jumlah tersebut termasuk dua anggota kepolisian yang berjaga, Brigadir Andik dan Briptu Fajar juga ikut meregang nyawa dalam tragedi ini.
"Semula 127 kini bertambah 2 menjadi 129 korban. Iya (dari polisi juga)," ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, dikutip dari Tribun Jatim.
Kekalahan Arema FC sebagai tuan rumah dengan skor 2-3, disebut menjadi penyebab kerusuhan.
Suporter menerobos masuk ke dalam lapangan. Situasi semakin parah setelah polisi melepaskan gas air mata.
Para suporter panik dan berdesak-desakkan untuk ke luar stadion.
Baca juga: Kemal Palevi: Kalau Memang Sepakbola Lebih Mahal dari Nyawa, Negara Ini Lebih Baik Tanpa Sepakbola
Tragedi dalam sepakbola yang menewaskan banyak orang seperti di Stadion Kanjuruhan, juga pernah terjadi di negara lain.
Bahkan ada yang korbannya mencapai lebih dari 300 orang seperti terjjadi di Stadion Nasional Peru tahun 1964.
Berikut 10 tragedi dalam sepakbola yang menewaskan banyak orang di berbagai dnegara seperti dikutip Kompas TV dari Sportskeeda.
1. Tragedi Munich (Jerman)
Tragedi ini dikenang karena 8 pemain muda bertalenta Manchester United yang popular disebut The Busby Babes tewas dalam kecelakaan pesawat di Bandara Munich, Jerman.
Insiden itu terjadi pada 6 Februari 1958, seusai MU mengalahkan Red Star Belgrade pada laga European Cup.
Pesawat yang sedang berusaha lepas landas kehilangan tenaga dan kemudian jatuh di landasan pesawat.
Dilaporkan 23 orang tewas yang terdiri dari 8 permain dan beberapa penumpang, pendukung dan jurnalis yang ikut dalam pesawat.
Sedangkan 21 orang lainnya terluka termasuk pelatih legendaris MU, Sir Matt Busby dan penyerang Bobby Charlton.
2. Bencana Stadion Nasional Peru (1964)
Tragedi di Stadion Nasional Peru pada 1964, diyakini sebagai tragedi paling mematikan sepanjang sejarah.
Insiden ini terjadi pada laga kualifikasi Olimpiade antara Peru melawan Argentina.
Para pendukung Peru memulai kericuhan setelah dua gol timnas mereka dianulir oleh wasit.
Kericuhan tersebut membuat 318 orang tewas, dan lebih dari 500 orang lainnya mengalami cedera serius.
3. Tragedi Puerta 12 (Argentina)
Tragedi Puerta 12 terjadi di Stadion Monumental, Buenos Aires, 23 Juni 1968, ketika dua klub besar Argentina, River Plate melawan Boca Juniors.
Sekelompok penggemar secara tak sengaja menuju pintu keluar yang ditutup setelah pertandingan.
Akibatnya para pendukung di depan terdorong ke arah pintu oleh penggemar di belakang yang tak tahu bahwa pintu telah ditutup.
Lebih dari 71 penggemar tewas, dan puluhan lainnya terluka.
4. Tragedi Ibrox (Skotlandia)
Insiden tersebut terjadi ketika laga Old Firm, antara Rangers dan Celtic pada 2 Januari 1971.
Ketika itu banyak suporter Rangers memilih meninggalkan stadion ketika Celtic tengah unggul, namun jumlah massa yang sangat besar menyebabkan sekat-sekat di Stairway 13 runtuh yang menyebabkan penumpukan suporter.
Insiden tersebut menyebabkan 66 orang tewas dan lebih dari 200 suporter terluka dalam bencana ini.
5. Tragedi Kathmandu (1988)
Bencana Kathmandu merupakan bencana terburuk di dunia sepak bola yang disebabkan oleh alam.
Sekitar 30.000 suporter yang menonton pertandingan antara Nepal dan Bangladesh di Stadion Nasional, Kathmandu, Nepal, 12 Maret 1988, tiba-tiba dihantam oleh badai es yang kuat.
Para penggemar yang panik berusaha untuk keluar stadion, yang menyebabkan banyak orang terinjak-injak dan membunuh 93 orang.
6. Tragedi Hillsborough (1989)
Tragedi Hillsborough menjadi tragedi paling mengerikan di Inggris, yang memiliki salah satu liga terbaik di dunia.
Insiden tersebut terjadi pada laga Piala FA antara Liverpool melawan Nottingham Forest pada 15 April 1989.
Selama pertandingan, polisi membuka salah satu gerbang yang memungkinkan banyak suporter yang menunggu di luar memasuki stadion.
Hal itu membuat banyak orang memaksa masuk sehingga membunuh 96 orang dan melukai sekitar 776 suporter Liverpool.
Salah satu korban tewas adalah sepupu dari legenda Liverpool Steven Gerrad, yang masih berusia 10 tahun dan menjadi korban termuda dalam tragedi itu.
7. Tragedi Guatemala (1996)
Tragedi ini terjadi di Stadion Nasional Mateo Flores, Guatemala City, Guatemala pada 16 Oktober 1996.
Insiden ini terjadi sebelum laga kualifikasi Piala Dunia antara Guatemala melawan Kosta Rika.
Banyaknya suporter yang ingin masuk ke dalam stadion mengakibatkan banyak orang yang terdempet, dan mengakibatkan kematian lebih dari 80 orang, serta melukai 180 orang lainnya.
8. Tragedi Kerusuhan Ghana (2001)
Insiden berdarah terjadi di Ghana, ketika dua klub besar negara Afrika itu, Hearts of Oak dan Asante Kotoko saat berlaga di Stadion Accra.
Polisi menembakkan gas air mata ke beberapa penggemar yang membuat keributan dan kemudian menyebabkan kerusuhan di seluruh stadion.
Setidaknya, 70.000 orang yang panik berusaha keluar stadion, dan menyababkan banyak orang yang terinjak-injak dan menewaskan 126 orang, dan melukai lebih banyak lagi.
9. Tragedi Stadion Port Said (2012)
Bencana di stadion Port Said merupakan salah satu bencana yang baru-baru ini dialami dunia.
Insiden itu terjadi terjadi ketika Al-Masry mengalahkan Al-Ahly dengan skor 3-1.
Saat pertandingan usai, ribuan suporter Al-Masry berjalan menuju area penonton lawan dan menyerang mereka dengan senjata berupa pisau, botol dan pedang.
Akibat kerusuhan itu, 79 orang tewas dan 1.000 orang lainnya terluka dalam peristiwa tersebut.
10. Tragedi Stadion Port Said (2012)
Bencana di stadion Port Said merupakan salah satu bencana yang baru-baru ini dialami dunia.
Insiden itu terjadi terjadi ketika Al-Masry mengalahkan Al-Ahly dengan skor 3-1.
Saat pertandingan usai, ribuan suporter Al-Masry berjalan menuju area penonton lawan dan menyerang mereka dengan senjata berupa pisau, botol dan pedang.
Akibat kerusuhan itu, 79 orang tewas dan 1.000 orang lainnya terluka dalam peristiwa tersebut.