Profil Surya Paloh: Ketua Umum Partai NasDem dan Pengusaha Pers yang Kenal Dunia Bisnis Sejak Remaja
Simak profil Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, yang menjadi perhatian terkait partainya yang akan mengumumkan kandidat calon presiden 2022.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah profil Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem.
Nama Surya Paloh kembali menjadi perhatian publik terkait partainya yang akan mengumumkan kandidat calon presiden 2022.
Selain menjadi Ketua Umum Partai NasDem, Suya Paloh juga terkenal sebagai pengusaha pers dan pemilik harian besar.
Surya Paloh adalah pemilik Media Indonesia, Lampung Post, dan stasiun televisi Metro TV.
Lantas siapa sebenarnya sosok Surya Paloh ini?
Simak beberapa keterangan terkait profil Surya Paloh yang telah berhasil Tribunnews rangkum berikut ini.
Baca juga: Perjalanan Anies Baswedan Dideklarasikan NasDem Jadi Bakal Capres 2024, Dianggap Bukan Orang Asing
Pemilik nama lengkap Surya Dharma Paloh atau dikenal dengan Surya Paloh, lahir di Kutaraja Banda Aceh, 16 Juli 1951.
Anak dari pasangan Muhammad Daud Paloh dan Nursiah Paloh ini besar dan tumbuh di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Lantaran kegiatan politiknya yang meningkat, ia memutuskan pindah ke Jakarta saat menjadi anggota MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).
Surya Paloh juga pernah menjadi Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar periode 2004-2009.
Hingga kemudian mendirikan ormas Nasional Demokrat, yang kemudian dianggap sebagai penerus Partai NasDem (Partai Nasional Demokrat).
Surya Paloh menikah dengan Rosita Barrcak dan di karuniai anak bernama Prananda Surya Paloh.
Prananda sekarang aktif di bidang politik mengikuti jejak ayahnya.
Dikenal sebagai pengusaha sejak muda
Surya Paloh telah mengenal dunia bisnis sejak masih remaja.
Ketika bersekolah, Ia pernah berdagang teh, ikan asin, karung goni, dan lainnya.
Surya Paloh berjualan ke beberapa kedai kecil atau perkebunan PT Perkebunan Nusantara.
Sembari berdagang ia bersekolah di SMA Negeri 7 Medan.
Ketika sekolah SMA di tahun 1967, Surya sempat bekerja sebagai manajer Travel Biro Seulawah Air Service.
Setamat SMA ia dipercaya mengelola Wisma Pariwisata, di Jalan Patimura, Padang Bulan, Medan.
Baca juga: VIDEO EKSKLUSIF Kisah Surya Paloh: 18 Tahun Caleg DPRD dan 25 Tahun Sudah Jadi Anggota MPR RI
Aktif beroganisasi sejak jenjang kuliah
Lulus SMA Surya melanjutkan studinya di jenjang kuliah pada Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara.
Namun, kuliahnya tidak lancar dan tidak selesai.
Kemudian melanjutkan kembali di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Islam Sumatra Utara, Medan.
Semasa kuliah, dia sangat terkenal karena aktif organiasasi.
Surya Paloh membuat organisasi massa yang sama-sama menentang kebijakan salah dari pemerintahan Orde Lama.
Ia menjadi salah seorang pimpinan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).
Setelah KAPPI bubar, ia menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar pada Sekretariat Bersama Golkar.
Beberapa tahun kemudian, Surya Paloh mendirikan Organisasi Putra-Putri ABRI (PP-ABRI).
Setelah itu, ia menjadi pimpinan PP-ABRI Sumatra Utara.
Di organisasi ini, pada 1978, didirikannya bersama anak ABRI yang lain, di tingkat pusat Jakarta
Yaitu bernama Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI).
Perjalanan karier Surya Paloh
Setelah pekerjaan yang dilakukannya hingga tamat SMA.
Sejak tahun 1973 bersama kakak iparnya Jusuf Gading, Surya dipercaya sebagai Direktur Utama PT Ika Diesel Bros untuk menjalankan usaha distributor mobil Ford dan Volkswagen, di Medan.
Dari situ kariernya meningkat dan cemerlang.
Pada 1975, ia ditunjuk pula menjadi kuasa usaha Direksi Hotel Ika Darroy, terletak di Banda Aceh, merangkap sebagai Direktur Link Up Coy, Singapura, yang bergerak di bidang perdagangan umum.
Surya Paloh kemudian mendirikan Surat Kabar Harian Prioritas pada 2 Mei 1986.
Awalnya, koran yang dicetak berwarna ini, laku keras.
Akrab dengan pembacanya yang begitu luas sampai ke daerah-daerah.
Namun, surat kabar harian itu tidak berumur panjang, karena keburu dicabut SIUPP-nya oleh pemerintah.
Saat itu, isinya dianggap kurang sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik Indonesia.
Kendati bidang usaha penerbitan pers mempunyai risiko tinggi, bagi Surya Paloh, bidang itu tetap merupakan lahan bisnis yang menarik.
Ia memohon SIUPP baru, namun, setelah dua tahun tak juga keluar.
Minatnya di bisnis pers tak bisa dihalangi, ia pun kerjasama dengan Achmad Taufik Menghidupkan kembali Majalah Vista.
Pada 1989, Surya Paloh bekerja sama dengan Drs T Yously Syah mengelola koran Media Indonesia.
Kemajuan koran ini, menyebabkan Surya Paloh makin bersemangat untuk melakukan ekspansi ke berbagai media di daerah.
Disamping Media Indonesia dan Vista yang terbit di Jakarta, Surya Paloh bekerjasama menerbitkan sepuluh penerbitan di daerah.
Sepuluh media tersebut, yaitu Harian Atjeh Post dan Mingguan Peristiwa di Aceh, Harian Mimbar Umum di Medan,
Serta Harian Sumatra Ekspres di Palembang, Harian Lampung Pos di Bandar Lampung, Harian Gala di Bandung, Harian Yoga Pos di Yogyakarta, Harian Nusa Tenggara dan Bali News di Denpasar, Harian Dinamika Berita di Pemimpin Perang BanjarBanjarmasin, serta Harian Cahaya Siang di Manado.
Pada 18 November 2000, Surya Paloh mengundang Presiden Abdurrahman Wahid untuk meresmikan pendirian Metro TV sebagai sebuah stasiun televisi berita pertama di Indonesia.
Lambang kepala burung rajawali putih mulai muncul pada dua entitas media yang berpengaruh miliknya, koran Media Indonesia dan stasiun televisi Metro TV.
Seminggu kemudian tepatnya pada 25 November 2000 Metro TV mulai mengudara pertama kali, menyajikan siaran berita selama 18 jam setiap hari dengan dukungan teknologi yang fully digital.
Kemudian, pada 1 April 2001 Metro TV siaran non-stop selama 24 jam setiap hari.
Kehadiran Metro TV kemudian menjadi sebuah terobosan terbesar dalam dunia pertelevisian nasional.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka) (kaltim.tribunnews.com/Doan Pardede)