Siapkan Pemimpin Transformasional, Pejabat Eselon 3 & Analis Madya Kemendagri Diberi Bekal BerAKHLAK
Kemendagri menggelar Pelatihan Change Leader Batch 1 untuk 35 peserta dari Pejabat Eselon 3 dan Analis Madya di Lingkungan Kemendagri.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama ESQ Leadership Centre yang dibentuk Ary Ginanjar Agustian, menggelar Pelatihan Change Leader Batch 1 untuk 35 peserta dari Pejabat Eselon 3 dan Analis Madya di Lingkungan Kemendagri.
Acara yang digelar dalam rangka menindaklanjuti Roadmap Transformasi Budaya Kerja BerAKHLAK tersebut dilaksanakan di Aula Gedung F Kemendagri, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Kemendagri Instal Aplikasi SIAK Pada 13 Perwakilan RI di Timur Tengah
Kegiatan ini bertujuan untuk penerapan budaya kerja BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif kepada Pegawai Negeri Sipil lingkup Kemendagri.
Maka dari itu perlu Change Leader, agar menjadi pembimbing bagi Change Agent untuk memonitor berjalannya Action Plan.
Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro yang hadir di pelatihan Change Leaders itu, berharap para peserta bisa memahami tugas serta tanggung jawab sebagai change leader dan mendapatkan pembekalan keterampilan praktis yang diperlukan.
"Change atau berubah itu filosofinya seperti Superman. Kata-kata berubah mengandung harapan yang luar biasa. Bicara soal perubahan, saya teringat dengan Park Chung Hee (mantan Presiden Korea Selatan tahun 1963) yang bisa bangkit bahkan bersaing dengan Jepang. Padahal dulu Korea dan Jepang ini memiliki kehancuran atau kondisi yang sama. Lalu bagaimana cara mengejar Jepang? Park Chung Hee mengubah mindset seluruh pimpinan dan rakyatnya," kata Suhajar.
Bahkan, lanjutnya, kondisi Korea dan Indonesia saat itu hampir sama, namun Korea melakukan change atau perubahan secara melesat misalnya kerja 20 jam dalam sehari.
"Untuk itu, kawan-kawan yang dipanggil dan terpilih hari ini diharapkan berada di kelompok sepertiga dari tubuh organisasi kita yang siap untuk memimpin perubahan ini. Supaya orang yang sepertiganya lagi bisa melihat kita untuk ikut berubah. Dan sepertiganya lagi bisa mengubah orang yang awalnya ragu secara perlahan akan menemukan pembuktian bahwa ternyata bisa melakukan perubahan menjadi lebih baik," ucap Suhajar.
Baca juga: Kemendagri Jelaskan SE Mendagri Soal Pj Kepala Daerah Boleh Mutasi ASN
Agar harapan tersebut terwujud, pria asal Karimun itu mempersiapkan para Eselon 3 ini agar menjadi pemimpin yang mampu mengelola kewenangan (pelayanan), mampu mengambil keputusan dengan tepat, serta mempertanggungjawabkannya.
“Seseorang yang mempunyai kewenangan itulah yang disebut pemimpin. Kepemimpinan itu bukanlah kesewenang-wenangan namun kepemimpinan itu adalah kewenangan melayani. Nah, ketika menjadi pemimpin itu harus hati-hati dalam mengambil keputusan, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan. Pemimpin yang tidak bertanggungjawab akan tersisih oleh waktu," ujarnya.
Menurut referensi yang pernah ia baca, pemimpin itu harus sebagai role model, menjadi teladan dan mampu mencegah terjadinya hal-hal yang buruk.
"Sebagai role model, tugas utama seorang pemimpin adalah mendidik (seperti guru). Bapak dan ibu yang Eselon 3 berarti mendidik para Eselon 4 dengan menjernihkan pola pikir mereka salah satunya. Agar membuat dunia menjadi lebih baik. Tugas berikutnya adalah menjadi pemimpin yang teladan. Konsepnya adalah ubah dulu diri kita baru mengubah yang lain," ucap Suhajar.
Alasannya mengajak para peserta untuk berubah menjadi lebih baik adalah karena Kemendagri sudah sepakat untuk memperbaiki organisasi yang besar dimulai dari pemimpinnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.