Kesaksian Penonton saat Tragedi Kanjuruhan: Brimob Tolak Bantu 3 Suporter Wanita Arema yang Pingsan
Kesaksian diungkapkan oleh salah satu penonton saat tragedi Kanjuruhan. Ia menyebut ada anggota Brimob menolak membantu tiga suporter yang pingsan.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Bahkan, suporter menghardik anggota Brimob itu tidak berperikemanusiaan karena enggan menolong wanita tersebut.
"Kamu (anggota Brimob) itu tidak punya hati. Walaupun ini tadi bentrok dengan kamu. Kamu lihat ini yang saya bawa ini suporter wanita yang sedang sekarat," kata U menirukan hardikan dari suporter tersebut.
Singkat cerita, U melihat seluruh suporter wanita yang pingsan tadi dibawa ke tribun VVIP dan hanya ditangani dengan fasilitas seadanya.
Di sisi lain, ia menyebut tidak ada pertolongan dari pihak kepolisian atau medis atas suporter wanita yang pingsan tadi.
"Mereka itu digotong. Tidak bisa apa-apa. Ternyata tidak ada pertolongan yang bisa diharapkan. Hanya kardus yang digunakan untuk kipas," katanya.
Baca juga: Hasil Putusan Rapat Perdana TGIPF soal Tragedi Kanjuruhan: Liga 1 hingga Liga 3 Dihentikan
Seperti diketahui, kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022) menelan korban jiwa sejumlah 131 orang.
Akibatnya, kerusuhan ini menjadi tragedi sepakbola paling mematikan kedua sepanjang sejarah sepak bola dunia.
Dilihat dari jumlah korban jiwa, tragedi berdarah ini di bawah peristiwa yang terjadi di Estadion Nacional, Peru saat pertandingan antara Peru melawan Argentina pada tahun 1964.
Pada insiden tersebut, 328 orang harus meregang nyawa akibat kerusuhan yang terjadi setelah wasit menganulir gol dari Peru pada menit akhir saat tim tuan rumah menyamakan kedudukan.
Keputusan ini membuat pendukung Peru meluapkan kemarahannya dan merangsek ke dalam lapangan.
Polisi yang berjaga pun bereaksi dengan menembakan gas air mata ke arah penonton.
Penonton pun panik dan berjejal untuk keluar dari stadion.
Namun akibat pintu stadion yang saat itu terbuat dari baja dan sulit dibuka maka penonton pun terjebak dalam kerumunan sehingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan