Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesaksian Penonton saat Tragedi Kanjuruhan: Brimob Tolak Bantu 3 Suporter Wanita Arema yang Pingsan

Kesaksian diungkapkan oleh salah satu penonton saat tragedi Kanjuruhan. Ia menyebut ada anggota Brimob menolak membantu tiga suporter yang pingsan.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Kesaksian Penonton saat Tragedi Kanjuruhan: Brimob Tolak Bantu 3 Suporter Wanita Arema yang Pingsan
AFP/STR
Dalam foto yang diambil pada 1 Oktober 2022 ini, sekelompok orang menggendong seorang pria usai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. - Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata, yang memicu penyerbuan, kata para pejabat. Kesaksian diungkapkan oleh salah satu penonton saat tragedi Kanjuruhan. Ia menyebut ada anggota Brimob menolak membantu tiga suporter yang pingsan. (Photo by AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu penonton saat tragedi di Stadion Kanjuruhan berinisial U menyaksikan adanya penolakan dari anggota Brimob untuk membantu ketika ada wanita yang pingsan.

U menduga wanita tersebut pingsan lantaran efek dari gas air mata yang ditembakkan oleh anggota polisi.

Wanita tersebut, katanya, merupakan salah satu suporter Arema FC.

Ia menceritakan pada saat tragedi terjadi, wanita yang pingsan itu dibopong oleh tiga pria yang juga suporter Arema FC

Ketika dibopong, ketiga pria itu meminta bantuan kepada anggota Brimob yang berjumlah empat orang.

Pada saat yang sama, ujarnya, di dekat anggota Brimob itu terdapat mobil ambulans.

Baca juga: 3 Rekomendasi TGIPF Kanjuruhan: Penjatuhan Sanksi hingga Sinkronisasi Aturan FIFA

Namun, bukannya membantu, U menyaksikan anggota Brimob itu justru menolak untuk membantu wanita yang pingsan itu.

Berita Rekomendasi

"Di depan bangku pemain dijaga Brimob empat orang. Jadi sudah keadaan genting seperti itu, suporter wanita tadi yang dalam keadaan pingsan, digotong oleh empat orang saudaranya suporter Arema, itu ditolak sama pihak Brimob," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di YouTube YLBHI pada Rabu (5/10/2022).

U mengatakan penolakan dilakukan dengan cara mendorong ketiga pria yang membopong wanita pingsan tersebut dengan tameng.

Menurutnya, penolakan untuk membantu lantaran suporter melakukan bentrok dengan anggota kepolisian.

Bahkan ia mendengar bahwa anggota Brimob tersebut mengatakan kepada ketiga Aremania itu agar tidak usah meminta bantuan kepadanya.

"Saya amati sangat jelas, seolah-olah bahasa mereka (anggota Brimob) 'Kamu tadi bentrok dengan saya, sekarang walaupun saudaramu wanita sedang pingsan, kamu gak usah minta tolong saya."

"Saya tahu ekspresi mereka mendorong, jangan dekati mobil saya. Si Brimob itu bilang begitu satu kali," ujarnya.

Setelah ditolak, U tidak mengetahui lagi kondisi dari wanita yang pingsan tersebut.

"Itu pun saya nggak tahu hasil akhirnya selamat atau tidak," ujar U.

Anggota Brimob Kembali Tolak Bantu Wanita Pingsan

Foto ini diambil pada 1 Oktober 2022 menunjukkan anggota tentara Indonesia mengamankan lapangan setelah pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur. - Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata, yang memicu penyerbuan, kata para pejabat. (Photo by AFP)
Foto ini diambil pada 1 Oktober 2022 menunjukkan anggota tentara Indonesia mengamankan lapangan setelah pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur. - Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata, yang memicu penyerbuan, kata para pejabat. (Photo by AFP) (AFP/STR)

Tak hanya sekali, U kembali melihat suporter wanita yang dibopong karena pingsan.

Mereka yang membopong tersebut pun bertemu dengan anggota Brimob yang sama dengan wanita yang ditolak untuk ditolong tadi.

"Tujuan mereka sama mau mengevakuasi dan mempercepat pertolongan pertama," ujarnya.

Sepenglihatan U, mereka yang membopong wanita itu berjalan menuju mobil ambulans yang berada di dekat anggota Brimbob tersebut.

Setali tiga uang, dirinya mengungkapkan anggota Brimob tersebut menolak untuk menolong wanita yang pingsan itu.

"Orangnya juga sama, mereka juga menolak dan menghalang-halangi mereka yaitu suporter untuk mendekati mobil yang dikira mereka mobil ambulans. Ditolak lagi dengan aparat yang tadi menolak permintaan si suporter itu."

"Orang yang sama yang menolak," jelas U.

Penolakan Ketiga Terjadi, Dilawan oleh Suporter

Kemudian, kata U, ada lagi suporter yang meminta pertolongan kepada anggota Brimob tersebut karena ada wanita yang disebut tengah sekarat.

Penolakan pun kembali dilakukan oleh anggota Brimob itu.

Namun, penolakan ketiga tersebut memperoleh perlawanan dari suporter yang meminta tolong itu.

"Yang ketiga inilah, baru si suporter itu melawan. Bahkan ditendang itu juga tameng (oleh suporter)," jelasnya.

Bahkan, suporter menghardik anggota Brimob itu tidak berperikemanusiaan karena enggan menolong wanita tersebut.

"Kamu (anggota Brimob) itu tidak punya hati. Walaupun ini tadi bentrok dengan kamu. Kamu lihat ini yang saya bawa ini suporter wanita yang sedang sekarat," kata U menirukan hardikan dari suporter tersebut.

Sejumlah suporter berdoa di depan pintu masuk tribun 13 Stadion Kanjuruhan pascakerusuhan yang menelan banyak korban jiwa, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Sejumlah saksi mata mengatakan, pintu tribun ini menjadi saksi bisu banyaknya korban suporter Aremania yang meninggal dunia usai laga sepak bola Liga 1 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. SURYA/PURWANTO
Sejumlah suporter berdoa di depan pintu masuk tribun 13 Stadion Kanjuruhan pascakerusuhan yang menelan banyak korban jiwa, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Sejumlah saksi mata mengatakan, pintu tribun ini menjadi saksi bisu banyaknya korban suporter Aremania yang meninggal dunia usai laga sepak bola Liga 1 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Singkat cerita, U melihat seluruh suporter wanita yang pingsan tadi dibawa ke tribun VVIP dan hanya ditangani dengan fasilitas seadanya.

Di sisi lain, ia menyebut tidak ada pertolongan dari pihak kepolisian atau medis atas suporter wanita yang pingsan tadi.

"Mereka itu digotong. Tidak bisa apa-apa. Ternyata tidak ada pertolongan yang bisa diharapkan. Hanya kardus yang digunakan untuk kipas," katanya.

Baca juga: Hasil Putusan Rapat Perdana TGIPF soal Tragedi Kanjuruhan: Liga 1 hingga Liga 3 Dihentikan

Seperti diketahui, kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022) menelan korban jiwa sejumlah 131 orang.

Akibatnya, kerusuhan ini menjadi tragedi sepakbola paling mematikan kedua sepanjang sejarah sepak bola dunia.

Dilihat dari jumlah korban jiwa, tragedi berdarah ini di bawah peristiwa yang terjadi di Estadion Nacional, Peru saat pertandingan antara Peru melawan Argentina pada tahun 1964.

Pada insiden tersebut, 328 orang harus meregang nyawa akibat kerusuhan yang terjadi setelah wasit menganulir gol dari Peru pada menit akhir saat tim tuan rumah menyamakan kedudukan.

Keputusan ini membuat pendukung Peru meluapkan kemarahannya dan merangsek ke dalam lapangan.

Polisi yang berjaga pun bereaksi dengan menembakan gas air mata ke arah penonton.

Penonton pun panik dan berjejal untuk keluar dari stadion.

Namun akibat pintu stadion yang saat itu terbuat dari baja dan sulit dibuka maka penonton pun terjebak dalam kerumunan sehingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas