SMRC: Pemilih NasDem Tidak Stabil, Dukungannya Masih Berfluktuasi dari Waktu ke Waktu
Deni Irvani mengatakan, dalam hasil amatan yang dilakukan, jumlah suara untuk partai pimpinan Surya Paloh itu cenderung tidak stabil.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengeluarkan hasil temuannya terkait dengan tingkat elektabilitas Partai NasDem dalam beberapa waktu belakangan ini.
Direktur Eksekutif SMRC Deni Irvani mengatakan, dalam hasil amatan yang dilakukan, jumlah suara untuk partai pimpinan Surya Paloh itu cenderung tidak stabil.
Hal itu tergambar kata dia dalam masa pemilu tahun 2014.
"Misalnya menjelang 2014 yang lalu, NasDem setelah didirikan pada 2011 perolehan suaranya baru 1,6 persen kemudian ada fluktuasi sehingga pada Pemilu 2014 mendapat 6,7 persen (suara, red)," kata Deni saat menyampaikan hasil temuannya, Kamis (6/10/2022).
Hal serupa juga terjadi kata Deni pada saat masa Pemilu 2019. Di mana sejak Oktober 2014 tingkat elektabilitas NasDem hanya berada pada angka 3,1 persen, dan angka itu tidak menunjukkan perubahan yang berarti hingga September 2018.
Namun, setelah memasuki masa kampanye resmi Pemilu 2019, elektabilitas NasDem menguat, bahkan pada akhirnya Pemilu, NasDem mendapati suara 9,1 persen.
"Dalam survei menjelang 2019 NasDem kemudian mengalami penurunan berfluktuasi dan baru mulai menguat kembali ketika masa kampanye resmi hingga pada (Apr) 2019 NasDem mengalami kemajuan menjadi 9,1 persen," ucapnya.
Kendati begitu, kondisi yang sama kembali terjadi pasca pemilu 2019 usai. Tingkat elektabilitas NasDem dari beberapa lembaga survei kembali loyo.
Baca juga: Daftar Kader NasDem yang Mundur Usai Anies Baswedan Diusung Jadi Capres
Di mana tercatat sejak Maret 2020 elektabilitas NasDem hanya berada di angka 3,0 persen hingga Agustus 2022 hanya berada di angka 3,5 persen.
Dalam artian kata Deni, peningkatan suara yang diperoleh NasDem selama dua masa pemilu belakangan kerap terjadi saat masa kampanye resmi hingga ke pemilu.
"Artinya pemilih NasDem ini pemilih yang tidak stabil, dukungan pada NasDem berfluktuasi dari waktu ke waktu," tukas dia.