Megawati Pegang Kendali Penuh ke Ganjar Pranowo, Jokowi Dinilai Arahkan Dukungan ke Prabowo Subianto
Upaya ini terbilang sangat serius bagi Jokowi dan pendukungnya untuk memastikan dan memperbesar probalitas kemenangan dalam pilpres nanti.
Penulis: Reza Deni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Analis Politik Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengarahkan dukungannya bukan hanya kepada calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo.
Menurutnya, Jokowi yang juga kader dari partai dan juga ikut mendeklarasikan Ganjar, mulai nampak jelas mengarah dukungan juga ke Prabowo Subianto.
Dia mencatat perubahan arah dukungan ini setidaknya disebabkan oleh beberapa faktor.
Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Bersaing Ketat
"Pertama, Jokowi merasa tidak banyak dilibatkan di dalam memutuskan Ganjar sebagai calon presiden. Jokowi ingin saham kepemilikan atas Ganjar yang terlalu didominasi oleh Megawati dan PDIP pasca dideklarasikan kembali ditarik dan dikendalikan sepenuhnya oleh Jokowi dan tim relawan," kata Pangi dalam pesan yang diterima Tribunnews, Senin (29/5/2023).
Pangi mengatakan relawan Jokowi juga sangat rasional jila mereka tidak diakomodir bermigrasi menjadi relawan Prabowo, usai Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP menunjuk sosok Ahmad Basarah dan Adian Napitupulu sebagai koordinator dan wakil koordinator tim relawan pemenangan Ganjar di Pilpres 2024.
Pangi memaparkan bahwa Jokowi menginginkan saham pilpres 2024 lebih besar dibanding PDIP dan Megawati, ketika elektabilitas Prabowo terus menanjak dan potensial.
"Jokowi menjadikan Prabowo untuk menaikkan kembali daya tawarnya (bargaining position), soal pengaruh Jokowi dan relawannya yang masih dalam ruang kendali total beliau," kata dia.
"Apabila Prabowo menang, Jokowi lebih merasa memiliki saham lebih besar ketimbang Ganjar yang terkesan diakusisi atau Megawati kepemilikan sahamnya," kata dia.
Kemudian, Pangi melihat Jokowi sedang berupaya all out dan berikhtiar menyatukan Prabowo dan Ganjar sebagai satu paket pasangan capres-cawapres yang “bersanding” dan bukan “bertanding”.
"Meskipun upaya menyatukan pasangan Ganjar-Prabowo itu nampak kian sulit dan makin complicated karena selisih kemenangan masih dalam angka rentang range margin of error, Jokowi bisa saja meyakinkan Prabowo bahwa hanya satu pasang yang akan menjadi presiden-wakil presiden," kata Pangi.
Oleh karena itu, menurutnya, jika ingin memenangkan pilpres dan mendapatkan kursi presiden dan wakil presiden, dua nama ini harus maju dalam satu paket.
Baca juga: Kenang Habib Munzir Al-Musawa, Prabowo: Pembimbing Jiwa Kita untuk Terus Menebar Kebaikan
"Terkait siapa yang akan menjadi capres atau cawapres, tinggal dirundingkan saja," kata dia
Pangi juga menilai Jokowi ingin pilpres berjalan satu putaran. Menurutnya, upaya ini terbilang sangat serius bagi Jokowi dan pendukungnya untuk memastikan dan memperbesar probalitas kemenangan dalam pilpres nanti.
"Bentangan emperis Pilkada Jakarta dan pengalaman jam terbang Jokowi dua kali dalam memenangkan pilpres adalah sesuatu yang sangat berharga, dan Pilkada Jakarta adalah kekalahan yang menyakitkan bagi Jokowi dan pendukungnya yang awalnya meremehkan munculnya “Kuda Hitam”- Anies Baswedan," ujar Pangi.
Menurutnya, Jokowi ingin mengupayakan agar kesalahan di Pilkada Jakarta tidak terulang lagi dan pada saat yang sama ingin menunjukkan pengalaman suksesnya memenangkan dua kali pemilihan presiden.
Baca juga: Tak Mau Belakangi Habib dan Ulama, Prabowo Miringkan Podium saat Beri Sambutan di Haul Habib Munzir
Pangi juga melihat ada upaya dari Jokowi mengantisipasi Anies agar tidak masuk putaran kedua.
"Jika langkah ketiga tidak bisa direalisasasikan dan pilpres diikuti oleh 3 (tiga) pasang kandidat capres-cawapres, maka dengan angka elektabilitas saat ini akan sulit untuk meraih perolehan suara 50 persen + 1, maka Jokowi ingin memastikan putaran kedua hanya diikuti oleh Prabowo dan Ganjar dan tidak menghendaki Anies masuk putaran kedua," katanya.
"Namun jika Anies masuk putaran kedua (ini tentu sangat tidak diharapkan dan tidak diinginkan) Jokowi ingin memastikan siapapun yang akan berhadapan dengan Anies (Prabowo atau Ganjar) agenda politiknya harus terus dilanjutkan," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.