Airlangga: Hanya Dua Partai yang Catat Sejarah Pemilihan Langsung Presiden Yakni Golkar dan PDIP
Airlangga Hartarto mengatakan hanya ada dua partai politik yang mencatat sejarah ihwal partai yang menyetujui pemilihan langsung presiden.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan hanya ada dua partai politik yang mencatat sejarah ihwal partai yang menyetujui pemilihan langsung presiden.
Dua partai tersebut ialah Partai Golkar dan Partai PDI Perjuangan.
Hal ini Airlangga sampaikan dalam sambutannya saat melakukan agenda jalan santai bersama Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (8/10/2022) pagi.
“Dan saya juga mengingatkan kepada kita semua bahwa yang menyetujui pemilihan langsung presiden di dalam amandemen ke empat adalah pada waktu itu presiden ibu Megawati,” ujar Airlangga dalam sambutannya.
“Sehingga sejarah ini yang mencatat mungkin hanya dua partai politik yaitu Golkar dan PDIP,” tambahnya.
Lebih lanjut, Airlangga juga mengatakan selama Golkar dan PDI Perjuangan memerintah, pemerintahan Indonesia berjalan dengan lancar.
Sehingga besar harapan Airlangga dalam pembicaraannya kepada Puan untuk dapat bersama melanjutkan pembangunan yang sebelumnya berjalan lancar di bawah pemerintahan Golkar dan PDI Perjuangan.
“Jadi tadi saya sampaikan dan ibu juga bahwa pembicaraan kita ke depan bahwa politik ke depan adalah melanjutkan pembangunan,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia ini.
Baca juga: Airlangga Hartarto Semobil Dengan Puan Maharani: Tak Boleh Mundur, Harus Maju Terus!
Untuk diketahui, Airlangga dan Puan bersama kader partai Golkar dan PDI Perjuang melakukan jalan bersama di kawasan Monas.
Dijelaskan Airlangga, alasan pihaknya memilih Monas adalah karena merupkan simbol nasional sekaligus juga simbol pembangunan yang berkelanjutan.
Adapun beberapa elite Golkar yang mendampinginya Airlangga, yakni Lodewijk Freidrich Paulus, Hasan Syadzily, Ahmad Doli Kurnia, Bambang Soesatyo, dan beberapa kader Golkar lainnya.
Sementara elite PDIP yang mendampingi Puan, yakni Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul, Eriko Sotarduga, Olly Dondokambey, Said Abdullah, dan beberapa kader PDIP lainnya.