Laga Arema FC dan Persebaya Dinilai High Risk, TGIPF: Perlu Hitungan Rinci dan Pertimbangan Resiko
TGIPF mengatakan pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya tidak layak digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Whiesa Daniswara
Sering kali penggunaan gas air mata dianggap obsesif atau bahkan mungkin dianggap sebuah tindakan yang harus dilakukan karena terpaksa.
Pasalnya, diceritakan Mahfud, saat kejadian tragedi Kanjuruhan terjadi, setelah pertandingan selesai, ribuan penonton turun dari tribun ke lapangan.
Keadaan menjadi tak terkendali hingga mungkin gas air mata ini ditembakkan.
Kendati demikian, pihaknya tetap akan mendalami kejadian ini.
Termasuk apakah gas air mata telah kadaluarsa atau tidak.
Baca juga: TGIPF Temukan Bukti Penting Tragedi Kanjuruhan, Kini Kumpulkan Keterangan Penggunaan Gas Air Mata
Baca juga: Temuan Baru Polisi Terkait Tragedi Kanjuruhan, 46 Botol Miras Oplosan Ditemukan di Sekitar Stadion
"Keadaan sudah tidak terkendali, ada yang mengejar pemain, ada yang berteriak-teriak macam-macam dari berbagai penjuru."
"Saya mendapat juga mendapat penjelasan dari beberapa orang di lapangan kalau Arema itu main begitu selesai main itu biasanya penonton turun untuk mengucapkan terima kasih kepada penonton kalah atau menang, tapi yang terjadi kemarin bukan orang (mengucapkan terima kasih) tapi orang marah-marah dan berteriak (mereka) bukan orang mau menyampaikan selamat."
Baca juga: Cerita Anggota TGIPF Kanjuruhan Nugroho Setiawan Saksikan Rekaman Penonton Meregang Nyawa
"Nah ini pun harus kita selidiki dulu, apakah ini karena terpancing lebih dulu oleh gas air mata atau bagaimana, kita kita konstruksikan dulu situasinya," jelas Mahfud MD dalam tayangan Rosi Kompas Tv, Sabtu (8/10/2022).
Mahfud pun telah memerintahkan tim untuk mendatangai stadion Kanjuruhan di Malang.
"Bagaimana menimbangnya bahwa penggunaan gas air mata itu adalah sesuatu yang dianggap perlu dan bagaimana juga menimbangnya bahwa gas air mata itu sebagai sebuah tindakan yang abuse of power yang menyebabkan ratusan orang meninggal," lanjut Mahfud.
Selanjutnya, dari temuan-temuan tadi, tim akan mengonstruksikan data itu secara benar.
Baca juga: TGIPF Temukan Bukti Penting Tragedi Kanjuruhan, Kini Kumpulkan Keterangan Penggunaan Gas Air Mata
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(Kompas.com/Aryo Putranto Saptohutomo)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.