Bahas Kerja Sama Bilateral dengan Menteri Kanada, Airlangga Soroti Sektor Pendidikan dan Agrikultur
Menko Airlangga menyinggung kerja sama ekonomi dengan Kanada tidak semestinya sebatas pada perdagangan komoditas yang sudah berlangsung saja.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Dalam lawatannya ke kawasan ASEAN, Menteri Perdagangan Internasional, UKM dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng, bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (12/10).
Mengawali pembicaraan, Menko Airlangga menyampaikan besarnya potensi kerja sama Indonesia dengan Kanada dari sisi investasi dan perdagangan yang belum sepenuhnya direalisasikan. Kanada memiliki pasar terbuka sehingga terdapat potensi Indonesia memasuki pasar Amerika Serikat melalui Kanada.
Menko Airlangga juga menyinggung kerja sama ekonomi dengan Kanada tidak semestinya sebatas pada perdagangan komoditas yang sudah berlangsung selama ini, tetapi harus berorientasi ke masa depan.
Menteri Mary menyatakan bahwa Indonesia – Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) menjadi prioritas utama pemerintah Kanada. Struktur CEPA akan memudahkan dunia usaha Kanada untuk berinvestasi, melakukan ekspor, dan berusaha di Indonesia.
Saat ini, perundingan ICA-CEPA sudah berjalan 2 putaran dengan baik dan diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu cepat. Dalam merumuskan ICA-CEPA, Kanada akan lebih fleksibel namun mengharapkan pula agar perjanjian bersifat futurelooking sehingga dapat menjaga daya saing yang tinggi.
Menurut Menteri Mary, untuk meningkatkan kemitraan strategis dengan ASEAN, Kanada berpandangan kemitraan dengan Indonesia menjadi sangat penting karena besarnya peran strategis Indonesia di ASEAN. Pemerintah Kanada berharap agar Indonesia dapat menjadi entry point Kanada ke ASEAN.
Lebih lanjut, Menteri Mary mengabarkan dalam satu pekan kedepan, Canadian Commercial Cooperation (CCC) akan melakukan penandatangan MoU G-to-G dalam rangka memfasilitasi transaksi G-to-G.
Kanada berupaya melakukan scaling up atau ekspansi UMKM dengan memasuki pasar Amerika Serikat, karena populasi dan pasar di Kanada relatif kecil.
Menteri Mary membandingkan populasi Indonesia dan potensi UMKM Indonesia untuk bermitra dengan UMKM Kanada sangat besar, sehingga dapat bersama-sama melakukan scaling up ke pasar Amerika Serikat.
Kanada merupakan pengembang artificial intelligence (AI) dan pemrograman semi konduktor terbesar di dunia serta memiliki program pendidikan dan pelatihan dalam bidang tersebut.
Menko Airlangga meminta Kanada terbuka untuk bekerja sama dalam meningkatkan kapasitas talent Indonesia dalam rangka mendukung pengembangan semi konduktor.
Menurut Menko Airlangga, Indonesia telah menyiapkan Nongsa Digital Park di Batam dan KEK Singosari Malang dengan infrastruktur yang sudah memadai untuk mengembangkan digital talent. Selain itu, Menko Airlangga menyinggung tersedianya studio animasi dan studio alam di kawasan Nongsa seperti halnya studio film di Vancouver.
Menteri Mary menjelaskan Kanada memiliki populasi Muslim yang cukup besar, sehingga terdapat potensi people-to-people exchanges pada sektor pendidikan.
Sebagai upaya meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia ke Kanada, Kedutaan Besar Kanada telah menyelenggarakan Study Fair di beberapa kota di Indonesia untuk mempromosikan pendidikan di Kanada serta proses imigrasi ke Kanada.