Mengenal Hari Pengurangan Risiko Bencana Alam Internasional 13 Oktober
Hari Pengurangan Risiko Bencana Alam Internasional diperingati setiap tanggal 13 Oktober. Simak selengkapnya di sini.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menetapkan 13 Oktober sebagai Hari Internasional untuk Pengurangan Risiko Bencana untuk mempromosikan budaya global pengurangan risiko bencana.
Hari Pengurangan Risiko Bencana Alam Internasional dikenal juga sebagai International Day for Disaster Risk Reduction (IDDRR).
Mengutip laman Kementerian Kesehatan, tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tindakan-tindakan yang dapat dilakukan guna mengurangi resiko bencana.
Pada tahun 2022, Hari Internasional akan fokus pada Target G: "Secara substansial meningkatkan ketersediaan dan akses ke sistem peringatan dini multi-bahaya dan informasi serta penilaian risiko bencana kepada orang-orang pada tahun 2030", dikutip dari iddrr.undrr.org.
Urgensi untuk mencapai target ini diperkuat pada Maret 2022 dengan pengumuman yang dibuat oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres bahwa "PBB akan mempelopori tindakan baru untuk memastikan setiap orang di Bumi dilindungi oleh sistem peringatan dini dalam waktu lima tahun."
Tujuan utama Kerangka Sendai adalah untuk menghindari pembuatan baru dan mengurangi risiko yang ada.
Baca juga: Media Asing Soroti Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan: Bencana Sepakbola Paling Mematikan di Dunia
Namun jika hal itu tidak memungkinkan, sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan yang berpusat pada masyarakat dapat memungkinkan tindakan dini untuk meminimalkan kerugian pada orang, aset, dan mata pencaharian.
Tujuan utama pengurangan risiko bencana adalah pencegahan.
Namun bila hal itu tidak memungkinkan, maka penting untuk meminimalkan kerugian pada orang, aset, dan mata pencaharian melalui sistem peringatan dini.
Hal ini sangat penting dalam kasus bahaya yang terjadi secara tiba-tiba atau bergerak cepat seperti tsunami, angin topan, dan letusan gunung berapi, tetapi juga relevan untuk bahaya yang lebih lambat seperti kekeringan dan wabah penyakit.
Sistem peringatan dini tidak cukup untuk mengidentifikasi bahaya yang datang dengan benar, tetapi juga harus memastikan bahwa populasi dan sektor yang berisiko dapat menerima peringatan, memahaminya, dan yang paling penting, menindaklanjutinya.
Oleh karena itu, peringatan dini harus memicu tindakan dini.
Dalam kasus bahaya yang bergerak cepat, ini terkadang berarti mengungsi dan mencari perlindungan yang layak.
(Tribunnews.com, Widya)