PAN Respons NasDem soal Anies Antitesis Jokowi: Bakal Jadi Masalah Politik
Viva Yoga Mauladi merespons pernyataan politisi senior Partai NasDem Zulfan Lindan yang mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies merupakan antitesis
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi merespons pernyataan politisi senior Partai NasDem Zulfan Lindan yang mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan antitesis dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Viva mempertanyakan NasDem mengartikan Anies tak bakal melanjutkan program-program Jokowi.
"Jika Jokowi dianggap tesis, maka sosok yang berbeda dengan Jokowi adalah Anies Baswedan, sebagai antitesis. Begitu pendapat Bang Zulfan Lindan," kata Viva kepada wartawan, Kamis (13/10/2022).
Viva menilai terjadi masalah tafsir politik dalam pernyataan Zulfan.
"Apakah Bang Zulfan membandingkan tentang gaya kepemimpinan, atau tentang visi dan pemikiran kepemimpinan? Jika dilihat dari perspektif gaya kepemimpinan, setiap figur tentu memiliki ciri khas, gaya, dan bahasa komunikasi yang spesifik," katanya.
Mungkin saja, dikatakan Viva, maksud dari Zulfan soal Anies yakni berbeda visi dan pemikirannya dengan Presiden Jokowi.
Viva mengatakan Tafsir tersebut bakal menjadi masalah politik.
Dia mempertanyakan soal Anies yang diposisikan sebagai lawan Jokowi dan tidak akan melanjutkan program-programnya.
Menurut dia, pernyataan Zulfan memantik keganjilan di publik.
"Tentunya sangat wajar jika publik bertanya-tanya tentang pernyataan Bang Zulfan yang mengkonotasikan visi presiden Jokowi dan Mas Anies dengan filsafat dialektika Hegel," pungkasnya.
Baca juga: Surya Paloh Nonaktifkan Zulfan Lindan dari Kepengurusan Partai Nasdem Gara-gara Bikin Gaduh
Sebelumnya, Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) Zulfan Lindan mengatakan sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan antitesis atau pertentangan yang cocok dari Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut dikatakan oleh Zulfan sebagai satu dari antara banyak alasan kenapa NasDem mendeklarasikan Anies sebgai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.
Ia juga menegaskan NasDem telah mengkaji hal ini melalui pendekatan dialetika filsafat.
“Ini sudah kita kaji dengan filsafat pendekatan dialetika, dengan pendekatan filsafat Hegel. Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebgai tesis, berpikir dan kerja, itu Jokowi. Tesis kan begitu, Jokowi. Lalu kita mencari anti-tesa. Dari antitesis Jokowi ini yang cocok itu Anies. Apa artinya? Dia berpikir secara konseptualisasi,” ujar dalam acara Adu Perspektif Total Politik yang berlangsung daring, Selasa (11/10/2022) malam.
Dengan Anies sebagai antitesis, Zulfan berharap hal ini akan berbuntut lebih dahsyat lagi bahkan hingga pada pemilu 2029 mendatang.
Baca juga: Zulfan Lindan Tanggapi Hasto, Soal Anies Nyapres dan Banjir di Jakarta
Lebih lanjut, Zulfan menegaskan sosok yang ia sebut antitesis ini hanya ada pada figur Anies. Sedangkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang juga digadang-gadang maju pilpres tidak memiliki antitesis tersebut.
“Diharapkan dari dua ini dari Jokowi, kemudian dari Anies, sintesanya akan lebih dahsyat lagi nanti 2029,” ujarnya.
“Karena memang kalau misalnya Ganjar dari tesa ke tesa, enggak ada anti-tesa. Prabowo dari tesa ke tesa,” Zulfan menambahkan.