Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masyarakat NTT Terbiasa dengan Pluralisme dan Keberagaman, Tidak Ada Tempat untuk Politik Identitas

Warga NTT terbiasa pluralisme dan keberagaman sehingga jika ada figur bertentangan dengan dua hal tersebut, tidak akan mendapatkan tempat

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Masyarakat NTT Terbiasa dengan Pluralisme dan Keberagaman, Tidak Ada Tempat untuk Politik Identitas
Istimewa
Politisi PDI Perjuangan Vian Feoh - Masyarakat NTT telah terbiasa dengan pluralisme dan keberagaman sehingga tidak ada tempat untuk politik identitas 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Vian Feoh mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat memperhatikan pembangunan di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Oleh karenanya dukungan masyarakat NTT terhadap Presiden Jokowi sangat besar.

“Selama pemerintahan Jokowi, perhatian terhadap Nusa Tenggara Timur sangat luar biasa.

Proyek infrastruktur trilunan rupiah dikucurkan terutama pembangunan bendungan besar untuk menjawab persoalan kesulitan air dan untuk peningkatan produksi pertanian,” kata dia, Kamis, (13/10/2022).

Oleh karenanya bila Anies Baswedan disebut sebagai antitesis Jokowi, maka Anies tidak akan mendapatkan tempat di NTT, termasuk, partai yang mengusung gubernur Jakarta tersebut sebagai Capres.

Baca juga: Mengupas Tuntas Potensi Wisata yang Eksotis di Nusa Tenggara Timur

“Partai yang mendukung pencalonan Anies Baswedan tidak akan mendapat tempat di Nusa Tenggara Timur (NTT).  Dukungan Anies Baswedan merupakan  antitesis terhadap Jokowi yang sangat dicintai rakyat NTT,”katanya.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan dalam dua kali pemilu presiden, hampir 90 persen pemilih di NTT menjatuhkan  pilihan kepada Jokowi .

Pilihan itu bukan hanya karena figur Jokowi yang merakyat, tetapi juga karena  merupakan sosok nasionalisme dan mengerti akan  kebutuhan rakyat NTT.

“Jokowi  berkali kali datang mengunjungi Nusa Tenggara Timur untuk menyapa rakyatnya,” katanya.

Ia mengatakan orang NTT sudah terbiasa dengan pluralisme dan keberagaman.

Oleh karena itu apabila ada figur yang bertentangan dengan dua hal tersebut, maka tidak akan mendapatkan tempat di NTT termasuk, partai-partai pendukungnya.

“NTT adalah tempat lahirnya Pancasila dan menjadi miniatur Indonesia karena keragaman budaya, bahasa dan agama ada di sana dan menjadi kekayaan yang diwarisi turun temurun.

Keberagaman yang ada di NTT telah terajut dengan indah dan tidak boleh didistorsi isu sektarian dan politik identitas sempit,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas