KPK Dalami Penunjukan Orang Kepercayaan Bupati Mimika dalam Proyek Pembangunan Gereja Kingmi
Yohanis Bassang yang juga politikus Partai Golkar ini mengaku diperiksa kapasitasnya sebagai Wabup Mimika.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami penunjukan tersangka Marthen Sawy sebagai Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Mimika/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Bupati Toraja Utara Yohanis Bassang.
Yohanis diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan Gereja Kingmi Mile 32 di Mimika, Papua dengan tersangka Bupati nonaktif Mimika Eltinus Omaleng dan kawan-kawan, Selasa (18/10/2022).
KPK menduga Marthen Sawy adalah orang kepercayaan Eltinus Omaleng.
"Saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait dengan penunjukan tersangka MS sebagai Kabag Kesra Pemkab Mimika yang diduga menjadi salah satu orang kepercayaan tersangka EO dalam pengerjaan proyek pembangunan Gereja Kingmi Mile 32," kata Juru Bicara KPK Ipi Maryati Kuding, Rabu (19/10/2022).
Baca juga: Diperiksa Nyaris 12 Jam, Ini yang Ditanya KPK ke Bupati Toraja Utara Yohanis Bassang
Usai diperiksa, Yohanis mengaku ditanya tim penyidik seputar pilkada tahun 2013.
Diketahui, Yohanis merupakan Wakil Bupati Mimika periode 2014-2019.
Yohanis Bassang yang juga politikus Partai Golkar ini mengaku diperiksa kapasitasnya sebagai Wabup Mimika.
"Dimintai keterangan, seputar tentang pilkada tahun 2013, proses penyusunan kabinet, para pejabat, itu aja," ucapnya di pelataran Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022) malam.
Yohanis lantas mengklaim tidak mengetahui kaitan dirinya diperiksa dalam kasus dugaan korupsi Gereja Kingmi Mile 32 yang menjerat Bupati nonaktif Mimika Eltinus Omaleng ini.
Ia hanya mengatakan pencanangan pembangunan Gereja Kingmi Mile 32 dimulai pada tahun 2015.
"Enggak tahu sama sekali. Itu kan programnya itu mulai tahun 2015, tapi saya enggak tahu sama sekali. Saya tidak ditanya soal itu, hanya yang lain saja, masalah pilkada mana berapa pasang, berapa putaran, berapa kemenangan suaranya, sekitar itu doang," kata Yohanis yang menjalani pemeriksaan nyaris 12 jam.
Yohanis mengaku ditanya sebanyak 15 pertanyaan oleh tim penyidik KPK. Kata dia, tidak ada dokumen yang dikonfirmasi kepada dirinya oleh tim penyidik.
"Tidak ada, tidak ada dokumen satupun," katanya.