Terjadi Lonjakan Kasus Ginjal Akut pada Anak, Menkes Sebut Faskes RS Rujukan Mulai Penuh
Budi Gunadi Sadikin mengatakan pesatnya lonjakan kasus gangguan ginjal akut pada anak membuat ruang perawatan di rumah sakit menjadi penuh.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pesatnya lonjakan kasus gangguan ginjal akut pada anak sejak Agustus 2022 lalu membuat ruang perawatan di rumah sakit menjadi penuh.
Khususnya terjadi pada rumah sakit rujukan seperti RSCM (Rumah Sakit Cipta Mangunkusumo) Jakarta.
Diketahui kasus gangguan ginjal akut pada anak melonjak sejak Agustus dengan 36 kasus, September terjadi 78 kasus, dan pertengahan Oktober 110 kasus.
Sehingga total kasus hingga hari ini, Jumat (21/10/2022), mencapai 241 kasus.
"Di bulan September yang masuk rumah sakit itu cepat sekali, kondisinya memburuk. Pada umumnya mereka memburuk sesudah lima hari turun secara drastis sehingga lebih dari 55 persen meninggal dunia," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Kementerian Kesehatan, Jumat (21/10/2022).
Baca juga: 133 Anak Meninggal Karena Gangguan Ginjal Akut di Indonesia hingga 21 Oktober 2022
Budi mengatakan hingga pertengahan Oktober ini, kenaikan kasus yang sangat pesat mempengaruhi tekanan terhadap rumah sakit dan fasilitas perawatannya.
Sebagai contoh, ruang ICU untuk anak di RSCM sudah mulai penuh.
"Karena sampai Oktober naiknya pesat sekali dan pressure ke rumah sakit sudah terasa," terang Budi.
"Jadi rumah sakit RSCM sudah mulai penuh ICU-nya untuk anak-anak," lanjutnya.
Gangguan ginjal akut tersebut mayoritas menyerang balita atau bayi di bawah lima tahun.
Adapun gejala klinis yang nampak adalah demam, kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi hingga pendarahan.
Dilaporkan sebanyak 29 persen pasien alami gejala anuria atau tidak adanya urine, atau urine keluar dengan jumlah sedikit (oliguria).
Dari 241 kasus gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) pada anak-anak yang tersebar di 22 provinsi, 133 pasien atau 55 persen diantaranya meninggal dunia.