Pengamat Kebijakan Publik Soroti Rencana Pembebasan Lahan untuk Taman
Dengan adanya efisiensi anggaran, pemerintah DKI Jakarta bisa menglokasikan untuk beberapa titik dan distribusi lebih merata dalam menangani banjir.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio menyoroti rencana kebijakan pemprov DKI Jakarta membebaskan lahan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
"Ya, kalau pembebasan lahan kan biayanya cukup tinggi. Menurut saya sebaiknya fokus saja dengan program normalisasi sungai karena di daerah tersebut-kan ada sungai," kata Agus saat diwawancara oleh media beberapa waktu lalu.
Rencana pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) itu juga mendapat sorotan. Apakah memang sudah solusi terbaik atau harus ada studi terlebih dahulu sebelum mengambil sebuah kebijakan apalagi anggaran yang cukup besar.
Baca juga: Tiba-Tiba Konser di Taman, Quinn Salman Bahagia Bisa Nyanyi Bareng Penggemar
"Ratusan miliar hanya untuk pembebasan lahan saja, belum lagi anggaran untuk pembangunan itu sendiri. Maka dari itu, lebih baik dilakukan studi dulu, kajian yang matang baru mengambil keputusan mana yang terbaik untuk penangan banjir ini," lanjut Agus.
Ia berpendapat, pengeluaran APBD di zaman pasca pandemi dan menuju resesi 2023 perlu lebih cermat.
Dengan adanya efisiensi anggaran, pemerintah DKI Jakarta bisa menglokasikan untuk beberapa titik dan distribusi lebih merata dalam menangani banjir ibu kota.
Sementara, warga yang berdomisili di Kemang, Jakarta Selatan, Ismail pun meminta pemprov DKI Jakarta untuk memverifikasi terlebih dahulu dan membuat kajian teknis yang lebih komprehensif
“Apakah sudah dilakukan belum sosialisasi di warga sekitar, apa mereka setuju atau tidak. Saya dan beberapa warga lain tidak setuju karena seperti Tebet Eco Park ternyata warga banyak yang kesini nanti, tidak tahunya kendaraan banyak dan menjadi macet sehingga keamanan juga terganggu di komplek sekitar kita," katanya.
"Yang tinggal daerah sini kan butuh privacy juga, butuh keamanan dan aspek sosial lain yang perlu diperhatikan,” sambung Ismail.
Ia juga mengkhawatirkan nantinya timbul kemacetan dan banyak pedagang liar, sehingga sampah yang dihasilkan malah semakin besar potensi kebanjiran.
“Kami khawatir Kemang yang sudah sangat rawan banjir dan macet ditambah permasalahan baru karena ada RTH yakni banyak pedagang yang jualan sehingga menghasilkan sampah dimana-mana dan potensi banjir yang lebih besar lagi," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.