Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kaum Perempuan dari Suku Komoro Jual Kerajinan Tangan di KMAN VI

Selain mengayam Mariana juga membatik kain batik Papua dengan motif orang Kamoro, kata dia itu untuk mencari uang makan atau uang saku

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kaum Perempuan dari Suku Komoro Jual Kerajinan Tangan di KMAN VI
Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita
Salah satu perempuan dari Suku Komoro yang sedang menjajakan hasil kerajinan di Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Stadion Barnabas Youwe di Sentani, Kabupaten Jayapura  

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUNNEWS.COM, SENTANI - Suku Kamoro adalah salah satu suku yang tinggal di wilayah pesisir selatan Papua, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Orang Kamoro dikenal sebagai masyarakat yang memiliki keterampilan dalam membuat seni ukir atau patung.

Mariana Nakiaya dari Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro bersama timnya ke Jayapura untuk mengikuti Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI yang berlangsung di Tanah Tabi, Kabupaten Jayapura.

Selain mengikuti kongres, mereka memanfaatkan momentum tersebut untuk menjual hasil karya-karya mereka diantaranya Noken, rumbai-rumbai atau Tauri.

Rumbai-rumbai ini digunakan sebagai rok yang biasanya dipakai oleh penari.

Baca juga: Panitia KMAN VI: Lebih dari 100 Tenda UMKM Disediakan Gratis dalam Festival Danau Sentani 2022

Rumbai-rumbai yang dibuat berasal dari pucuk sagu yang dianyam.

Berita Rekomendasi

Selain itu ada perhiasan kepala (Yaumoko), piring makan dari lidi kelapa, keranjang kecil, bakul panjang dari lidi kelapa, perhiasan manik-manik, dan baju adat

Perhiasan kepala atau mahkota di jual dengan harga Rp 200 ribu dan sudah terjual habis.

"Kami hari ini dapat Rp 800 ribu. Kami besok lagi jual. Ini hasil dari sanggar yang kami buat,"ujarnya kepada Tribun-Papua.com, di Kampung Sereh, Rabu (26/10/2022).

Mariana bersama rekan-rekannya memang memang punya keahlian untuk menganyaman Noken dan rumbai-rumbai, lanjutnya, jika tidak punya keahlian khusus noken dan Tauri yang dianyam tidak akan mempunyai hasil yang bagus.

Selain mengayam Mariana juga membatik kain batik Papua dengan motif orang Kamoro, kata dia itu untuk mencari uang makan atau uang saku.

Meriana juga menambahkan telah mendapat hak cipta, Hak kekayaan intelektual (HKI) atas hasil-hasil karyanya bersama rekannya.

"Saya punya batik kain, saya canting parang, noken, Tauri. Ada juga satu set saya gambar namanya Sarung Setan, saya coba pakai karena ini dari lelulur, hak ciptanya juga sudah ada,"tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas