Sejarah Hari Sumpah Pemuda, Berawal dari Kongres Pemuda Kedua pada 27 dan 28 Oktober 1928
Simak sejarah Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Berawal dari Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Simak sejarah Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober.
Sejak 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, yaitu hari nasional yang bukan hari libur.
Penetapannya dilakukan pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ini merujuk pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua.
Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928.
Kongres ini menghasilkan sebuah rumusan yang disebut Sumpah Pemuda.
Baca juga: Link Twibbon Resmi Hari Sumpah Pemuda 2022 Kemenpora, Cocok Dibagi di Media Sosial pada 28 Oktober
Berikut sejarah Hari Sumpah Pemuda yang dikutip dari museumsumpahpemuda.kemendikbud.go.id:
Sejarah Sumpah Pemuda tidak lepas dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang menggagas penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua.
PPPI merupakan sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia.
Akhirnya Kongres Pemuda Kedua dapat dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama Sabtu, 27 Oktober 1928
Rapat pertama ini dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.
Dalam rapat ini hadir Soegondo yang berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.
Kemudian hadir juga Moehammad Jamin.
Moehammad Jamin mengatakan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.
Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Baca juga: Tema Hari Sumpah Pemuda 2022, Bersatu Bangun Bangsa
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928
Rapat kedua ini dilaksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop.
Dalam rapat ini membahas masalah pendidikan.
Pembicara yang hadir pada rapat ini adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro.
Mereka sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.
Anak juga harus dididik secara demokratis.
Rapat ketiga, Minggu, 28 Oktober 1928
Rapat ini diadakan di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat.
Hadir dalam sesi ini ada Soenario yang menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Selain itu ada Ramelan yang mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman.
Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres.
Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres.
Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Baca juga: Tokoh-tokoh Sumpah Pemuda: WR Supratman, Moh Yamin, hingga Sugondo Djodjopuspito
Isi teks Sumpah Pemuda
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
KEDOEA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.
(Tribunnews.com/Mohay)