Kapolres Metro Jakarta Pusat Benarkan Ada Provokasi dalam Aksi Bela Rakyat 411 GNPR
Setelah didalami oleh pihaknya, provokasi ini terjadi akibat kesalahan di dalam pihak internal massa aksi.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provokasi sempat terjadi dalam aksi dalam Aksi Bela Rakyat (AKBAR) 411 di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (04/11/2022).
Aksi hari ini diinisiasi oleh Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR).
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin, membenarkan adanya provokasi ini.
Setelah didalami oleh pihaknya, provokasi ini terjadi akibat kesalahan di dalam pihak internal massa aksi.
"Tadi memang diduga ada provokator namun setelah kami dalami dan kita cek langsung ternyata hanya salah paham di kalangan mereka, antar mereka sendiri," ujar Komarudin kepada awak media, Jumat (04/11/2022).
"Jadi bukan orang dari luar, sudah kita pastikan bahwa itu bukan orang dari luar hanya salah komunikasi saja," tambahnya.
Baca juga: PA 212 Pastikan Rizieq Shihab Tak Hadir dalam Aksi 411 Hari Ini
Dijelaskan lebih lanjut oleh Komarudin, kesalahpahaman ini disebabkan karena adanya massa aksi yang hendak pulang lebih cepat, tapi di satu sisi ada massa lainnya yang masih hendak bertahan.
"Tadi ada di antara mereka mungkin yang sebagian ingin mengajak pulang ya, itu yang sempat kami dengar sedikit, namun ada sebagian lagi yang mengatakan suruh bertahan," jelas Komarudin.
Diketahui, sejumlah ormas, GNPR, termasuk Persaudaraan Alumni (PA) 212 turut berunjuk rasa di kawasan Istana Presiden.
Adapun tuntutan yang disampaikan dalam demo "411" itu, ialah mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur.
Menurut Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif, tuntutan terhadap Jokowi disuarakan karena sebelumnya beredar kabar soal ijazah pendidikan Jokowi yang diduga palsu.
"Sampai hari ini kan memang belum ada tanggapan dan jawaban dari Istana ataupun Presiden yang sampai saat ini belum bisa menunjukkan ijazah SD, SMP, dan SMA sampai perguruan tingginya," kata Slamet dalam keterangannya, Jumat (4/11/2022).