TNI AU Pamerkan Simulator Jet Tempur F-16 pada Indo Defence 2022 di JI Expo Kemayoran
Skenario yang disediakan di antaranya adalah take off dan landing, manuver udara, hingga dog fight (tempur).
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI Angkatan Udara memamerkan simulator pesawat jet tempur F-16 pada pameran Indo Defence Expo & Forum 2022 di JI Expo Kemayoran Jakarta.
Tampak sejumlah prajurit TNI menjajal simulator tersebut pada Jumat (4/11/2022).
Simulator tersebut tampak seperti kokpit pesawat.
Di bagian dalamnya dilengkapi dengan monitor yang menampilkan gambar simulasi ketika menerbangkan pesawat tempur F-16.
Skenario yang disediakan di antaranya adalah take off dan landing, manuver udara, hingga dog fight (tempur).
Di dalam kokpit juga terlihat tuas kendali pesawat dan juga switch lainnya.
Pengunjung yang menjajal simulator tersebut juga dipasangi head mounted display virtual reality.
Kasubdispenum Dispenau Kolonel Sus Sonaji Wibowo mengatakan dalam pameran di JI Expo Kemayoran tersebut, TNI AU menghadirian dua stan yakni stan indoor dan outdoor.
Baca juga: Bazoka Reusable Diklaim Paling Ringan di Dunia Dalam Pameran Indo Defence 2022
Untuk stan indoor, kata dia, dikelola oleh Dinas Penerangan TNI AU.
Sedangkan di stan outdoor, kata dia, dikelola oleh Dislitbangau.
Selain menyuguhkan simulator F-16, kata dia, di stan indoor juga menyuguhkan Transmission Data Air Situation (TDAS) yang menampilkan gambaran tentang sistem pengawasan dan pengendalian udara Indonesia, berbagai informasi foto, video dalam bentuk digital, aneka informasi kedirgantaraan dalam bentuk buku dan majalah informasi mulai dari organisasi, rekrutmen prajurit, dan latihan yang dilakukan Angkatan Udara.
"Kalau saya lihat dari hari pertama sampai ketiga, cukup tinggi animo pengunjung untuk ingin tahu dan merasakan bagaimana menjadi seorang penerbang tempur F-16," kata Sonaji di stan TNI AU dalam pameran Indo Defence 2022 di JI Expo Kemayoran pada Jumat (4/11/2022).
Ia mengatakan, tidak hanya prajurit TNI yang boleh mencoba simulator tersebut namun masyarakat juga diperbolehkan.
Sonaji berharap dari kegiatan tersebut masyarakat akan lebih tahu dan paham apa yang dilakukan Angkatan Udara dan apa manfaatnya bagi negara dan bangsa.
"Mewujudkan sebuah pertahanan dan keamanan negara itu memang mahal. Tapi itu akan terbayar lunas ketika masyarakat kita bisa tidur dengan nyenyak, tidak ada gangguan dari wahana udara, itu akan terbayar lunas semua ini," kata dia.
Sementara itu, Letda penerbang pesawat jet tempur F-16 TNI AU yang ditemui di stan, Naufal Rezky dari Skadron Udara 14 menjelaskam simulator tersebut digunakan untuk latihan internal TNI AU.
Di dalam simulator tersebut terpasang aplikasi khusus untuk pertempuran udara yang telah dikoneksikan dengan switch-switch yang ada di kokpit simulator.
Di simulator tersebut, kata dia, pengunjung benar-benar bisa melihat visualisasi di kokpit dan perasaan saat di atas.
Namun demikian, kata dia, pengunjung tidak bisa merasakan g-force atau getaran ketika menabrak awan saat menggunakan simulator tersebut.
Akhir-akhir ini, kata dia, simulator tersebut tidak digunakan untuk latihan penerbang TNI AU karena teknologi yang belum diperbarui
Sebagai gantinya, kata dia, pimpinan TNI AU mengirim penerbang-penerbang baik itu penerbang tempur, helikopter, maupun pesawat lainnya ke luar negeri untuk latihan simulator.
Mereka, kata dia, biasanya dikirim ke tiga negara secara bergantian setiap setahun sekali yakni Amerika, Turki, dan Korea.
Dengan demikian, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia tidak terhenti karena keterbatasan alat.
"Barangnya kita tidak ada, tapi orangnya yang kita datangkan ke barangnya itu, ke negara lain. Seperti yang saya sampaikan tadi, ada di Korea, Amerika, Turki biasanya dari tiga negara ini," kata dia.