Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad Tampilan Google Doodle Hari Ini, Peringati Gelar Pahlawan Nasional
Simak tampilan google doodle hari ini mengenal Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad, peringati penghargaan anumerta sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Mengenal Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad tampilan Google Doodle hari ini memperingati penghargaan anumerta sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 2004 lalu.
Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad mendapat gelar Pahlawan Nasional Indonesia tepat pada 5 November 2004.
Tampilan Google Doodle tentang penghormatan gelar Pahlawan Nasional Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad bertujuan untuk mengenang kehidupan dan warisan ilmu darinya.
Ilustrasi pria memakai peci dan berkacamata pada logo Doodle itu menggambarkan sketsa Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang fotonya berada dalam sebuah buku.
Dalam tampilan Google Doodle itu, tergambar sosok Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang merupakan seorang penulis terkenal pada masanya.
Dilansir dari laman google.com, Raja Ali dipilih menjadi tampilan doodle karena menjadi penulis yang memimpin kebangkitan sastra dan budaya Melayu pada abad ke-19.
Baca juga: 17 Pesan Perjuangan Pahlawan Nasional Sambut Hari Pahlawan 10 November
Raja Ali juga merupakan seorang sejarawan dan cendekiawan.
Kenapa Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad bergelar Pahlawan Nasional?
Raja Ali lahir sebagai pangeran Bugis-Melayu pada tahun 1809.
Ia merupakan anak dari keluarga ulama.
Ketika ia masih muda, keluarganya pindah ke Pulau Penyengat.
Baca juga: Mengenal Rasuda Said, Tokoh Google Doodle Hari Ini, Memperingati Ulang Tahun ke-112
Di sana ia belajar dengan ulama terkenal dari Kesultanan Riau-Lingga dan diakui sebagai siswa yang berbakat.
Ketika remaja, Raja Ali menemani ayahnya dalam perjalanannya ke Jakarta, serta ziarah ke Mekah.
Ayah dan anak ini adalah bangsawan Riau pertama yang mencapai prestasi ini.
Pada usia 32 tahun, Raja Ali diangkat menjadi bupati bersama Sultan muda.
Hingga akhirnya dipromosikan menjadi penasehat agama.
Setelah menjadi penasehat agama, ia mulai menulis tentang bahasa, budaya, dan sastra orang Melayu.
Karya-karyanya meliputi kamus Melayu, teks pendidikan tentang tugas raja, silsilah Melayu dan Bugis.
Serta menulis bab antologi puisi dan banyak lagi.
Berkat kontribusinya pada bahasa, sastra, budaya Melayu, dan sejarah Indonesia.
Pada tahun 2004, Raja Ali mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Karya Raja Ali yang paling terkenal adalah Tuhfat al-Nafis, atau “Hadiah Berharga”.
Karyanya ini dianggap sebagai sumber tak ternilai tentang sejarah Semenanjung Melayu.
Kemudian karya Raja Ali tersebut sekarang diukirkan di batu nisannya untuk dibaca orang saat berziarah.
Baca juga: FAKTA Tempe Mendoan yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Apa itu Doodle?
Doodle adalah perubahan yang menyenangkan, mengejutkan, dan terkadang spontan yang dilakukan pada logo Google.
Hal itu dilakukan untuk merayakan hari libur, hari jadi, dan kehidupan seniman, perintis, serta ilmuwan terkenal.
Awal mula doodle dibuat pada tahun 1998, yang dikonsep oleh pendiri Google Larry dan Sergey bermain dengan logo perusahaan.
Mereka menempatkan gambar stik di belakang "o" ke-2 dalam kata, Google.
Hal itu dimaksudkan sebagai pesan lucu kepada pengguna Google bahwa pendirinya "keluar dari kantor."
Sementara doodle pertama dibuat relatif sederhana, ide mendekorasi logo perusahaan untuk merayakan peristiwa penting seperti lahir.
Pada tahun 2000, Larry dan Sergey meminta webmaster Dennis Hwang untuk membuat doodle untuk Hari Bastille.
Karya Dennis diterima dengan sangat baik oleh pengguna Google, sehingga ia ditunjuk sebagai kepala Doodle.
Mulai saat itu karya Dennis sering banyak muncul pada beranda Google.
Seiring waktu dengan permintaan doodle yang telah meningkat di AS dan Internasional.
Mengetahui hal itu membuat Doodle mencari seniman ilustrator berbakat untuk membuat tampilan logonya.
Bagi mereka, membuat doodle telah menjadi upaya untuk meramaikan homepage Google dan membawa senyum ke wajah pengguna Google di seluruh dunia.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)