Soroti Pernyataan Ade Armando yang Gaungkan Politik Identitas, PDI-P: Bentuk Ambisi Kekuasaan
Kata Hasto, praktik politik identitas itu merupakan suatu cerminan yang tidak menghargai marwah Pancasila yang sudah dianut bangsa Indonesia sejak lam
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto turut menyoroti terkait mulai timbulnya beberapa pihak yang menggaungkan politik identitas.
Satu diantaranya diutarakan oleh pegiat media sosial Ade Armando.
Sebagai informasi, Ade Armando pernah menjadi korban pengeroyokan oleh massa demo di Gedung DPR RI pada 11 April 2022 lalu.
Baca: Profil Ade Armando
Baca: Profil PDI-P
Kata Hasto, praktik politik identitas itu merupakan suatu cerminan yang tidak menghargai marwah Pancasila yang sudah dianut bangsa Indonesia sejak lama.
"Sebenarnya kan kita ini punya Pancasila. Sejak masa jaman kerajaan, kita sudah punya Bhineka Tunggal Ika; tanhana, tanmamang ruang. Tidak ada persoalan kehidupan beragama," ucap Hasto saat ditemui awak media di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (4/11/2022).
Baca juga: Pernyataan Ade Armando Dianggap Berbau SARA, Politisi NasDem Sebut Rakyat Makin Cerdas
Hasto juga menyampaikan praktik politik identitas itu juga merupakan suatu ambisi dari segelintir pihak yang mengincar kekuasaan.
Hanya saja kata dia, dalam mencari sosok pemimpin harus dicari secara serius sosok yang menyatukan bangsa, bukan malah memecah belah.
"Mereka yang menggunakan politik identitas itu kan bagian dari sebagai suatu bentuk ambisi kekuasaan," kata dia.
Lebih lanjut kata Hasto, pihaknya juga sudah memahami betul pihak mana yang memiliki rekam jejak untuk bertujuan membangun permusuhan.
Hanya saja, dia mengklaim, salah satu pihak yang dimaksud bukanlah PDI-P.
"Kita tahu rekam jejak mana yang justru malah mengobarkan permusuhan, mana yang kemudian membangun persatuan. Bagi PDIP yang membangun persatuan itulah yang seharusnya dikedepankan oleh setiap komponen bangsa," tukas dia.
Sebelumnya, Ade menyebut suara pemilih Muslim terpecah antara memilih Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Ia mengeklaim mayoritas pemilih Muslim lebih condong ke Anies. Karenanya, Ade berpendapat suara umat Kristen akan jadi penentu nasib Anies di Pilpres 2024.
"Kalau umat Kristen kompak (tak memilih Anies), Anies akan gagal. kalau suara umat Kristen terbelah, maka Anies akan melenggang menjadi presiden," ucap Ade.