Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konferensi Asia-Afrika 1955 Bukan Arsip Belaka, Rieke Diah Pitaloka: Petunjuk Masa Depan Dunia

Anggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka mengatakan bahwa Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 bukan hanya sekedar arsip belaka.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Konferensi Asia-Afrika 1955 Bukan Arsip Belaka, Rieke Diah Pitaloka: Petunjuk Masa Depan Dunia
Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha
Anggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka mengatakan bahwa Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 bukan hanya sekedar arsip belaka. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka mengatakan bahwa Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 bukan hanya sekedar arsip belaka.

Menurut Rieke Diah Pitaloka konferensi yang dikenal juga sebagai Bandung Conference itu juga bisa dijadikan petunjuk untuk masa depan dunia.

"Peristiwa yang terjadi tahun 1955 di KAA Bandung dan konferensi lainnya bukan hanya sekedar arsip yang berisi cita-cita para pendahulu kita. Tetapi itu juga merupakan petunjuk untuk masa depan dunia," kata Rieke Diah Pitaloka di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022).

Menurut Rieke Diah Pitaloka, KAA bisa menjadi catatan penting terlebih melihat kondisi dunia saat ini.

"Dulu saat itu terjadi pada perang dingin kalau dalam perspektif saya saat ini tengah mengarah perang dingin baru," sambungnya.

Dikatakan Anggota Komisi VI DPR itu apa yang ada dalam arsip KAA 1955 dan konferensi lainnya tentu saja penting untuk pijakan menyelesaikan segala konflik yang ada.

BERITA TERKAIT

Kemudian Rieke Diah Pitaloka menuturkan beberapa arsip yang akan disampaikan pada gelaran Bandung Belgrade Havana in Global History and Perspective di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022).

Baca juga: Arsip Digital Jalaluddin Rumi Divisualisasikan Lewat Teknologi AI di Festival Budaya Istanbul

Dikatakan Rieke saat Soekarno pulang dari Beograd 1961, presiden pertama Indonesia itu mengatakan gerakan non blok bukan gerakan yang tidak berkomitmen

"Tetapi gerakan komitmen, bukan hanya soal perdamaian tapi komitmen bagaimana menyelesaikan persolan imperialisme kolonialisme dan lainnya. Bagi saya saat ini kita membutuhkan spirit itu," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas