Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sopir Ambulans Akui Ada Anggota Polri Melarangnya Nyalakan Lampu Rotator saat Bawa Jasad Brigadir J

Sopir ambulans Ahmad Syahrul Ramadhan mengaku sempat dilarang oleh anggota Polri untuk nyalakan lampu rotator saat membawa jenazah Brigadir J.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Sopir Ambulans Akui Ada Anggota Polri Melarangnya Nyalakan Lampu Rotator saat Bawa Jasad Brigadir J
Tangkap Layar YouTube Kompas TV, istimewa
Sopir ambulans, Ahmad Syahrul Ramadhan (kiri), dan Brigadir J (kanan). | Sopir ambulans Ahmad Syahrul Ramadhan mengaku sempat dilarang oleh anggota Polri untuk nyalakan lampu rotator saat membawa jenazah Brigadir J dari rumah Ferdy Sambo di Duren Tiga ke RS Polri Kramat Jati. 

Hal ini diungkap Syahrul saat menjadi saksi dalam persidangan perkara pembunuhan berencana Brigadir Yosua atas terdakwa Bharada Richard, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf.

Saat itu, Syahrul masuk ke rumah dinas Ferdy Sambo dan melihat jasad Brigadir Yosua sudah berlumur darah.

Di situ, dia diperintah untuk memeriksa nadinya.

Baca juga: 7 Kejanggalan Versi Ahmad Sopir Ambulans Pembawa Jenazah Brigadir J: Tak Boleh Nyalakan Lampu

"Lalu saya pastikan tidak ada nadinya. lalu saya bilang ke bapak-bapak di lokasi izin pak sudah tidak ada. Pasti mas? pasti pak," kata Syahrul di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022).

Syahrul mengambil kantong jenazah di mobil ambulansnya.

Di sana, Syahrul ditanya oleh polisi karena kantong jenazah yang dia bawa bertuliskan Korlantas Polri.

"Saya ditanya di kantong jenazah ada tulisan Korlantas Polri yang mulia, nah saya jelaskan izin pak saya sering tangani kecelakaan dari Satlantas Jakarta Timur saya membantu untuk mengevakuasi kecelakaan atau tkp. Oh iya iya, dari Satlantas Jakarta Timur, yaudah tolong dibantu," ucapnya.

Baca juga: Luka Tembak di Kepala Brigadir J oleh Ferdy Sambo Tertutupi Masker yang Dipakainya Sebelum Tewas

BERITA TERKAIT

Syahrul memasukan jenazah Brigadir Yosua dengan dibantu tiga sampai empat orang.

Namun, kaki jenazah harus dilepit oleh Syahrul karena tidak muat masuk ke dalam kantong jenazah.

"Lalu dimasukkan itu jenazah, karena kakinya terlalu panjang gak muat di kantong jenazah saya, saya lepit kakinya sedikit Yang Mulia biar supaya bisa masuk ke kantong jenazah.

Lalu saya lepit, udah masuk ke kantong saya resleting lalu saya tarik sedikit kantongnya diangkat lalu saya ambil tandu yang saya bawa," ucapnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Abdi Ryanda Shakti)(Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

Baca berita lainnya terkait Polisi Tembak Polisi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas