Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sopir Ambulans Akui Curiga Sejak Awal, Biasa Jemput Pasien Sakit tapi Diminta Bawa Jenazah

Syahrul menerangkan, ada telepon masuk sekitar pukul 7 malam dari orang tidak dikenal dan  mengatakan membutuhkan layanan ambulans

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sopir Ambulans Akui Curiga Sejak Awal, Biasa Jemput Pasien Sakit tapi Diminta Bawa Jenazah
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Sidang lanjutan perkara dugaan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J atas terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022). 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sopir ambulans yang membawa jenazah Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J usai penembakan, Ahmad Syahrul Ramadhan mengaku sudah menaruh curiga sejak awal diminta ke rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan. 

Mulanya Syahrul menerangkan, ada telepon masuk sekitar pukul 7 malam dari orang tidak dikenal dan  mengatakan membutuhkan layanan ambulans. 

“Ada yang menelpon dari orang tidak dikenal membutuhkan layanan ambulans,” tutur Syahrul dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022).

Ia menyatakan telepon dari orang tidak dikenal adalah lazim, namun kecurigaannya muncul karena saat itu ia diminta membawa jenazah.

Padahal berdasarkan penugasannya selama ini, ia mengaku lebih sering diminta menjemput pasien sakit.   

Baca juga: BIN Tepis Pernyataan Kuasa Hukum Brigadir J Soal Pasok Informasi, Kamaruddin: Itu Secara Pribadi

“Dibilang rasa curiga ada Yang Mulia. Kalau dari rasa kecurigaan saya pribadi, saya sudah menginsting kalau ada kejadian kematian,” kata Syahrul.

Berita Rekomendasi

Permintaan membawa jenazah biasanya berasal dari  kepolisian yakni pihak Satlantas Jakarta Timur.

“Biasanya menjemput orang sakit Yang Mulia. Jarang disuruh jemput orang meninggal (jenazah) kecuali dari kepolisian,” ujarnya.

Syahrul kemudian menyampaikan melihat tubuh jenazah Brigadir Yosua dalam kondisi terlentang dan masih mengenakan baju putih dan masker.

Setelah itu, dirinya langsung melakukan pengecekan nadi di tangan kiri Brigadir Yosua menggunakan sarung tangan karet.

Kata dia, denyutan nadi sudah tidak ada.

Dari hasil pengecekan nadi itu, dirinya langsung memberikan informasi kepada beberapa petugas dari Propam Polri yang sudah ada di lokasi.

Hanya saja, Syahrul tidak memerinci identitas orang-orang yang ada saat itu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas