Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) turut menyoroti soal pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI (Menkopolhukam) Prof. Mahfud MD soal adanya perang bintang di kubu Polri.

Koordinator JAN Romadhon Jasn menilai, pernyataan dari Mahfud MD itu dapat berpotensi menimbulkan kegaduhan baru di publik.

"Informasi yang disampaikan oleh Mahfud MD soal perang bintang itu berpotensi membuat kegaduhan baru. Pasalnya, apa yang disampaikan beliau itu sangat bias," kata Romadhon dalam keterangannya kepada awak media, Selasa (8/11/2022).

Bahkan kata Romadhon, pernyataan dari Mahfud MD dapat membahayakan institusi Polri secara kelembagaan, sebab banyak publik yang akan menyusun asumsi masing-masing.

"Implikasi logis dari pernyataan tersebut merangsang orang banyak untuk menyusun asumsinya masing-masing. Ini sangat membahayakan Polri secara kelembagaan," sambungnya.

Sebagai penawarnya, Mahfud MD menurut Romadhon harus menjelaskan kepada masyarakat terkait maksud perang bintang yang terjadi di tubuh Polri. 

Hal itu juga sekaligus kata dia, agar pernyataan yang disampaikan Mahfud MD tidak bias ke publik.

"Sebagai Menkopolhukam dan Ketua Kompolnas, beliau tahu banyak soal apa yang terjadi di tubuh Polri. Agar tidak bias, kami harap Pak Mahfud jelaskan bintang-bintang yang tengah berperang tersebut," tukasnya.

Sebelumnya, Mahfud MD menyinggung adanya perang bintang di Polri dalam isu mafia tambang ilegal.

Perang bintang yang dimaksud, yaitu saling serang para Pati Polri terkait dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan.

Baca juga: Panggil Kapolri Bulan Ini, Komisi III DPR Buka Peluang Bentuk Tim Khusus untuk Dalami Perang Bintang

"Isu perang bintang terus menyeruak. Dalam perang ini para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu truf. Ini harus segera kita redam dengan mengukir akar masalahnya," kata Mahfud kepada wartawan pada Minggu (6/11/2022).

Dalam isu tambang ilegal, Mahfud melihat adanya keanehan terkait video testimoni mantan anggota Polri, Ismail Bolong yang tersebar.

Keanehan disebabkan adanya klarifikasi dari video yang juga dilakukan oleh Ismail Bolong.

Diketahui Ismail Bolong mengklaim bahwa video testimoninya dibuat berdasarkan tekanan dari Biro Pengamanan Internal (Paminal) Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri yang kala itu dipimpin Brjgjen Pol Hendra Kurniawan.

Setelah itu, Ismail Bolong pun resmi pensiun dini per 1 Juli 2022.

"Aneh ya. Tapi isu mafia tambang memang meluas dengan segala backing-backing-nya," kata Mahfud.