Kemendikbudristek Gandeng Badan Sains Australia Atasi Krisis Sampah Plastik di Indo-Pasifik
Kemendikbudristek bekerja sama dengan Badan Sains Nasional Australia, CSIRO, dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatasi krisis
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Erik S
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek bekerja sama dengan Badan Sains Nasional Australia, CSIRO, dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatasi krisis sampah plastik di kawasan Indo-Pasifik.
Kerja sama ini melalui program RekaPitch Kedaireka dan National Plastics Action Partnership (NPAP), melalui Plastics Innovation Hub Indonesia.
Baca juga: Kemendikbudristek: Pengusul Matching Fund Vokasi 2022 Meningkat 300 Persen
Dirjen Dikti Ristek Kemendikbudristek Nizam berharap Demo Day yang mengangkat topik Beating Plastic Pollution from Source to Sea dapat mengakselerasi perwujudan ekosistem inovasi, utamanya dalam hal mengentaskan masalah sampah plastik di Indonesia.
“Program Demo Day ini selaras dengan tema prioritas yang diangkat oleh RekaPitch Kedaireka, yaitu mengenai Green Economy," kata Nizam melalui keterangan tertulis, Senin (7/11/2022).
"Semoga luaran dari program ini dapat mempercepat dan meningkatkan ekosistem inovasi di tanah air dalam memecahkan berbagai permasalahan sampah plastik laut bangsa dan dunia, guna mencapai target nasional untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70 persen pada tahun 2025," tambah Nizam.
Sejak kemitraan yang diluncurkan pada Maret 2022, melalui pelatihan yang ketat, delapan tim dengan performa terbaik telah dipilih untuk melakukan presentasi solusi bisnis berkelanjutan di acara Demo Day.
Demo Day merupakan bagian dari KTT G20 Bali tahun ini.
Ke delapan tim tersebut bersaing untuk meraih kesempatan melaju ke tahap berikutnya yang akan memungkinkan mereka untuk dapat meningkatkan skala bisnis mereka.
Baca juga: Kemendikbudristek Ungkap Kebutuhan Guru Lewat Seleksi PPPK 2022 Mencapai 781.844
Dengan mengangkat berbagai ide bisnis dari produk pertanian bebas plastik hingga menyediakan solusi teknologi yang meningkatkan mata pencaharian pemulung.
“Peran startup (perusahaan rintisan) dalam memajukan inovasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia menjadi kian penting," kata Nizam.
Misi dari Demo Day ini adalah untuk memperkuat komitmen kolektif di antara para aktor nasional maupun internasional, memperkuat strategi kerja sama serta untuk memacu investasi dan pertumbuhan ekonomi plastik sirkular.
"Para perusahaan rintisan ini memiliki semangat untuk terus berkembang, sehingga ke depannya juga dapat mendorong peran perguruan tinggi untuk menghadirkan nilai ekonomi baru serta mewujudkan ekosistem riset dan kolaborasi inovasi yang berkelanjutan sebagai solusi atas berbagai permasalahan masyarakat global di masa depan," jelas Nizam.
CSIRO Counsellor & ASEAN Director, Amelia Fyfield mengatakan Demo Day adalah bagian dari pendekatan holistik yang jauh lebih besar untuk mengatasi sampah plastik.