KLHK: Pelaku Usaha Perlu Terlibat dalam Pengurangan Emisi Karbon
Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK mengajak pelaku usaha bertransformasi menjalankan bisnis yang rendah karbon.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Erik S
“Kami tidak dapat melanjutkan bisnis seperti biasa. Perlu terobosan. Dari proses produksi, kami meningkatkan efisiensi energi, mengurangi konsumsi air dan zero waste di tempat pembuangan akhir. Itu target kita dari sisi karbon footprint,” tutur Elim.
Ia mencontohkan, tiga elemen dekarbonisasi yang utama yaitu adanya efisiensi operasional dan peralatan, pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dalam power boiler dan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil di tempat lain.
Upaya yang sudah dilakukan saat ini menghasilkan prestasi yang baik dan memperoleh rating low risk untuk ESG di PT OKI Pulp and Paper Mills yang tercatat menggunakan energi cukup rendah.
“Pabrik OKI dirancang dengan visi circular economy, jadi bisa menggunakan 95% energi terbarukan dan menerapkan kemajuan teknologi untuk efisiensi energi. Ini merupakan bukti nyata dari komitmen kami mendukung transisi energi secara adil dan ambisius,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Silverius Oscar Unggul mengatakan Kadin mengembangkan Net Zero Hub untuk mendorong pelaku usaha di Indonesia untuk mewujudkan Net-Zero Emission.
Khusus untuk sektor hulu, Kadin mengembangkan Regenerative Forest Business Sub Hub (RFBSH).
Baca juga: Kerjasama Indonesia-Norwegia Soal Perubahan Iklim, KLHK: Folu Net Sink 2030 Dilirik Dunia
"Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong perbaikan tata kelola bisnis di sektor kehutanan dan pengelolaan lahan untuk meningkatkan penyerapan emisi gas rumah kaca,” kata Silverius Oscar.